Lompat ke isi

Candida albicans

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Candida albicans
Klasifikasi ilmiah
Domain:
Kerajaan:
Divisi:
Subdivisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
C. albicans
Nama binomial
Candida albicans
(C.P. Robin)
Berkhout 1923
Sinonim

Candida stellatoidea[1]

Oidium albicans[2]

Candida albicans adalah spesies cendawan patogen dari golongan deuteromycota. Spesies cendawan ini merupakan penyebab infeksi oportunistik yang disebut kandidiasis pada kulit, mukosa, dan organ dalam manusia.[3] Beberapa karakteristik dari spesies ini adalah berbentuk seperti telur (ovoid) atau sferis dengan diameter 3-5 µm dan dapat memproduksi pseudohifa.[3] Spesies C. albicans memiliki dua jenis morfologi, yaitu bentuk seperti khamir dan bentuk hifa. Selain itu, fenotipe atau penampakan mikroorganisme ini juga dapat berubah dari berwarna putih dan rata menjadi kerut tidak beraturan, berbentuk bintang, lingkaran, bentuk seperti topi, dan tidak tembus cahaya.[4] Cendawan ini memiliki kemampuan untuk menempel pada sel inang dan melakukan kolonisasi.[4]

Dampak Candida bagi Kesehatan

[sunting | sunting sumber]

Di dalam tubuh, Candida akan dikontrol oleh bakteri baik agar tetap berada dalam jumlah yang rendah dan seimbang. Bakteri baik dalam tubuh akan bekerja dengan cara memakan Candida. Sayangnya, antibiotik, pil pengontrol kehamilan, kortison, alkohol, sebagian besar makanan junk food, dan kemoterapi akan membunuh bakteri menguntungkan dalam tubuh (probiotik) sehingga menyebabkan jumlah Candida tidak terkendali. Saat pertumbuhannya berlebihan, Candida akan mengkolonisasi saluran pencernaan, berubah menjadi jamur, dan membentuk struktur seperti akar yang disebut rizoid. Struktur rizoid dapat menembus mukosa atau dinding usus, membuat lubang berukuran mikroskopik, dan menyebabkan racun, partikel makanan yang tidak tercerna, serta bakteri dan khamir dapat masuk ke alam aliran darah. Kondisi tersebut disebut sebagai sindrom kebocoran usus (leaky gut syndrome). Kebocoran pada dinding usus akan menyebabkan khamir seperti Candida dapat menyebar ke berbagai bagian tubuh, seperti mulut, sinus, tenggorokan, saluran reproduksi, jantung, dan kulit.[5]

Cendawan ini dapat memproduksi etanol (alkohol) yang memiliki efek intoksifikasi dalam darah bila kadarnya terlalu tinggi. Etanol tersebut dihasilkan dengan cepat ketika Candida memiliki sumber makanan berupa gula putih dan beberapa produk tepung lainnya. Di dalam kondisi yang akut, etanol diproduksi berlebihan hingga liver tidak dapat mengoksidasi dan mengeliminasinya. Selain itu, Candida juga dapat menyebabkan masalah menstrual dan hipotiroid. Candida dapat memproduksi hormon estrogen palsu sehingga tubuh menangkap sinyal bahwa produksi estrogen sudah mencukupi dan harus produksi hormon tersebut dihentikan. Masalah lainnya adalah pengiriman sinyal ke tiroid yang membuat produksi tiroksin dihentikan.[6]

Pengobatan

[sunting | sunting sumber]

Untuk mengatasi Candida, dapat dilakukan empat hal utama, yaitu membunuh khamir tersebut, mengurangi atau membatasi penggunaan antibiotik dan obat imunosupresif, diet atau pengurangan makanan yang dibutuhkan Candida untuk berkembang, menyembingkan dan meningkatkan sistem imun tubuh dengan penemenuhan kebutuhan nutrisi tubuh secara tepat.[7]

Salah satu cara terbaik untuk mengontrol Candida dalam tubuh melalui diet makanan adalah menghindari konsumsi segala jenis gula, tepung putih (white flour), minuman beralkohol, jamur, acar, makanan hasil fermentasi, kacang kering, keripik kentang, pretzel, junk food, bacon, daging babi hasil penggaraman, daging dan segala jenis keju.[6]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ (Inggris)Candida albicans at NCBI Taxonomy browser, url accessed 2006-12-26
  2. ^ (Inggris)"Factors Affecting the Morphology of Candida Albicans" Dan Otho McClary Annals of the Missouri Botanical Garden, Vol. 39, No. 2 (May, 1952), pp. 137-164. doi:10.2307/2394509
  3. ^ a b (Inggris) C. R. Kokare (2007). Pharmaceutical Microbiology Principles and Applications. Nirali Prakashan. ISBN 978-81-85790-61-9. Page.10.6-10.7
  4. ^ a b (Inggris) Anthony H. Rose (1990). Advances in Microbial Physiology. Academic Press. ISBN 978-0-12-027730-8. Page.63-72
  5. ^ Candida / Candidiasis
  6. ^ a b Candida Albicans: Parasitic Yeast Infestation Diarsipkan 2010-12-06 di Wayback Machine., Paula Muran.
  7. ^ C ANDIDA A LBICANS: Are You Winning Battles But Losing the War? W.L. and Suzi Wolcott.