Lompat ke isi

Detoks digital

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Detoks digital adalah waktu tanpa perangkat digital seperti telepon pintar

Detoks digital, detoksifikasi digital, atau waktu tanpa digital mengacu pada kurun waktu ketika seseorang secara sukarela menahan diri dari menggunakan perangkat digital seperti telepon pintar, komputer, dan platform media sosial.[1][2] Bentuk detoksifikasi ini menjadi populer karena orang telah meningkatkan waktu yang dihabiskan untuk perangkat digital dan internet.

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]

Tinjauan 2015 yang dilakukan oleh Deloitte mendapati bahwa sekitar 59% pengguna telepon pintar memeriksa platform media sosial lima menit sebelum tidur dan dalam 30 menit setelah bangun tidur.[3]

Dorongan untuk memulai detoks digital meliputi:[4][5][6]

  • Kekhawatiran tentang berkembangnya perilaku kecanduan yang dikenali oleh beberapa orang sebagai gangguan kecanduan internet[7]
  • Bertujuan untuk mengurangkan stres dan kecemasan yang disebabkan oleh penggunaan teknologi yang berlebihan[8]
  • Memfokuskan kembali interaksi dan tindakan sosial luring
  • Berhubungan kembali dengan alam
  • Meningkatkan perhatian
  • Meningkatkan kemampuan belajar seseorang dengan mengurangkan gangguan dan menghilangkan banyak tugas[9][10]
Penggunaan telepon pintar dapat mengganggu tidur dan menyebabkan masalah penglihatan

Penggunaan teknologi yang berlebihan telah terbukti mengurangkan kualitas tidur, menyebabkan ketegangan mata, serta meningkatkan terjadinya sakit kepala migrain.[11] Tinjauan penelitian sebelumnya terhadap lebih dari 7.000 peserta mendapati bahwa sekitar 70% dari mereka yang menggunakan teknologi dengan layar telah mengalami "ketegangan mata digital akibat meningkatnya penggunaan perangkat teknologi berlayar".[11]

Penelitian tentang efek perangkat teknologi populer seperti ponsel dan komputer pada saat tidur menunjukkan bahwa cahaya yang dipancarkan dari layar dapat menekan penghasilan hormon Melatonin, suatu biokimia pengatur penting yang mengatur durasi dan sifat siklus tidur.[12]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "digital detox | Definition of digital detox in English by Oxford Dictionaries". Oxford Dictionaries | English. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-01-20. Diakses tanggal 2018-11-29. 
  2. ^ Syvertsen, Trine; Enli, Gunn (2019-05-16). "Digital detox: Media resistance and the promise of authenticity". Convergence (dalam bahasa Inggris). 26 (5–6): 1269–1283. doi:10.1177/1354856519847325. hdl:10852/76333alt=Dapat diakses gratis. ISSN 1354-8565. 
  3. ^ "Smartphone owners in India are increasingly obsessed with their devices: Deloitte Mobile Consumer Survey 2015". Adgully. November 10, 2015. Diakses tanggal 2018-11-29. 
  4. ^ "Here's One Big Sign It's Time To Reevaluate Your Relationship With Your Phone". HuffPost (dalam bahasa Inggris). 2014-07-16. Diakses tanggal 2018-11-29. 
  5. ^ Booth, Frances. "How To Do A Digital Detox". Forbes (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-11-29. 
  6. ^ Adam, Fish (2017). "Technology Retreats and the Politics of Social Media" (PDF). TripleC: Communication, Capitalism & Critique. 15: 355–369. doi:10.31269/triplec.v15i1.807alt=Dapat diakses gratis. 
  7. ^ Morrison, S., & Gomez, R. (2014). "Pushback: The Growth of Expressions of Resistance to Constant Online Connectivity" (PDF). In iConference 2014 Proceedings (p. 1-15).
  8. ^ Ayyagari, Ramakrishna; Grover, Varun; Purvis, Russell (2011). "Technostress: Technological Antecedents and Implications". MIS Quarterly. 35 (4): 831–858. doi:10.2307/41409963. JSTOR 41409963. 
  9. ^ Smith, Julia Llewellyn (2013-12-28). "Switch off – it's time for your digital detox". Daily Telegraph (dalam bahasa Inggris). ISSN 0307-1235. Diakses tanggal 2018-11-29. 
  10. ^ "Time for a digital detox? - Tara Brabazon - Fast Capitalism 9.1". www.uta.edu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-11-29. 
  11. ^ a b "How Technology is Hurting Your Eyes - Healthy Living Center - Everyday Health". 
  12. ^ "How Technology Impacts Sleep Quality". 

Templat:Penggunaan media digital dan kesehatan jiwa