Lompat ke isi

Hakim-Hakim 1

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Hakim-hakim 1
Kitab Hakim-hakim lengkap pada Kodeks Leningrad, dibuat tahun 1008.
KitabKitab Hakim-hakim
KategoriNevi'im
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
7
pasal 2

Hakim-hakim 1 (disingkat Hak 1) adalah pasal pertama Kitab Hakim-hakim dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.[1] Pasal ini berisi catatan keadaan orang Israel setelah Yosua bin Nun mati (Yosua 24:29), di mana Yosua sebagai pemimpin bangsa telah merebut sejumlah tanah untuk dihuni oleh bangsa Israel (Yosua 24).[2]

  • Kisah yang dicatat di pasal ini terjadi setelah kematian Yosua, yang diperkirakan terjadi pada tahun 1374 SM.[3]

Terjemahan Baru (TB) membagi pasal ini (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

Sesudah Yosua mati, orang Israel bertanya kepada TUHAN: "Siapakah daripada kami yang harus lebih dahulu maju menghadapi orang Kanaan untuk berperang melawan mereka?" (TB)[3]

Ayat 1 bahasa Ibrani

[sunting | sunting sumber]

Teks Masoret (dari kanan ke kiri)

ויהי אחרי מות יהושע וישאלו בני ישראל ביהוה לאמר מי יעלה־לנו אל־הכנעני בתחלה להלחם בו׃

Transliterasi

way·hi a·kha·rei mo·et ye·ho·u·syu·a' wai·yisy·'a·lu be·nei yis·ra·'el b'YHWH le·mor mi ya·'a·leh-la·nu el-hak·ke·na·'a·ni bat·te·khil·lah le·hil·la·khem bow.
Firman TUHAN: "Suku Yehudalah yang harus maju; sesungguhnya telah Kuserahkan negeri itu ke dalam tangannya." (TB)[4]

Sesuai wasiat Yakub, suku Yehuda menjadi pemuka di antara suku-suku Israel yang lain.[5]

Maka majulah suku Yehuda, lalu TUHAN menyerahkan orang Kanaan dan orang Feris ke dalam tangan mereka, dan mereka memukul kalah orang-orang itu dekat Bezek, sepuluh ribu orang banyaknya. (TB)[6]

Ayat 11-15

[sunting | sunting sumber]

Referensi silang: Yosua 15:15–19

Keturunan Hobab, ipar Musa, orang Keni itu, maju bersama-sama dengan bani Yehuda dari kota pohon kurma ke padang gurun Yehuda di Tanah Negeb dekat Arad; lalu mereka menetap di antara penduduk di sana. (TB)[7]
Selanjutnya suku Yehuda merebut Gaza dengan daerahnya, Askelon dengan daerahnya dan Ekron dengan daerahnya. (TB)[8]
  • Menurut Soggin ayat ini memuat kata "tidak" dalam Septuaginta, sehingga menjadi "suku Yehuda tidak berhasil merebut Gaza..., Askelon... dan Ekron...", sedangkan kata "tidak" itu tidak didapati dalam versi Teks Masoret maupun Vulgata (yang berdasarkan Teks Masoret).[9] Flavius Yosefus (37-100 M) mencatat bahwa "suku Yehuda dan Simeon merebut kota-kota yang berada di bagian pegunungan wilayah Kanaan, juga Askelon dan Asdod, di antara kota-kota terletak dekat laut; tetapi Gaza dan Ekron luput dari tangan mereka, karena terletak di tanah datar, dan memiliki sejumlah besar kereta kuda, yang menyebabkan korban besar bagi para penyerang.[10]
Dan TUHAN menyertai suku Yehuda, sehingga mereka menduduki pegunungan itu; tetapi mereka tidak dapat menghalau penduduk yang di lembah, sebab orang-orang ini mempunyai kereta-kereta besi. (TB)[11]
  • Flavius Yosefus (37-100 M) mencatat bahwa "suku Yehuda dan Simeon merebut kota-kota yang berada di bagian pegunungan wilayah Kanaan, juga Askelon dan Asdod, di antara kota-kota terletak dekat laut; tetapi Gaza dan Ekron luput dari tangan mereka, karena terletak di tanah datar, dan memiliki sejumlah besar kereta kuda, yang menyebabkan korban besar bagi para penyerang. . Maka suku-suku ini, ketika mereka menjadi sangat kaya akibat perang ini, mundur ke kota-kota mereka dan menyingkirkan senjata-senjata perang mereka."[10]
Setelah orang Israel menjadi kuat, mereka membuat orang Kanaan itu menjadi orang rodi dan tidak menghalau mereka sama sekali (TB)[12]
  • "Tidak menghalau mereka sama sekali": Yosua sudah membinasakan sebagian besar orang Kanaan; namun sesudah kematiannya masih cukup banyak yang tinggal di negeri itu (Hakim–hakim 1:1,28–30,32–33,35). Allah telah memerintahkan untuk menghalau orang Kanaan sama sekali karena bentuk agama mereka yang bejat dan berhawa nafsu (Ulangan 7:2–4). Kegagalan utama orang Israel untuk melaksanakan hal ini mengakibatkan kompromi dengan orang-orang Kanaan sehingga mendatangkan kehancuran dan kekalahan kepada umat Allah.[13]
Suku Efraimpun tidak menghalau orang Kanaan yang diam di Gezer, sehingga orang Kanaan itu tetap diam di tengah-tengah mereka di Gezer. (TB)[14]

Catatan di luar Alkitab

[sunting | sunting sumber]

Sejarawan Yahudi-Romawi abad ke-1 M, Flavius Yosefus (37-100 M), dalam karyanya "Sejarah Kuno Orang Yahudi" menuliskan peristiwa-peristiwa dalam pasal ini dengan sejumlah tambahan penjabaran, antara lain sebagai berikut:[16]

  • Setelah kematian Yosua dan Eleazar, Pinehas bernubuat bahwa menurut kehendak Allah mereka harus menyerahkan kepemimpinan kepada suku Yehuda untuk menghancurkan suku bangsa orang Kanaan. Dan untuk itu mereka bersekutu dengan suku Simeon (Antiquitates Iudaicae, Volume V, Bab 2, alinea 1).
  • Adonibezek, yang ditangkap oleh suku Yehuda dan Simeon, mati ketika suku-suku itu sedang bersiap mengepung Yerusalem. Mereka menguburkannya, dan meneruskan upaya merebut kota-kota di sekitarnya. Hanya bagian kota bawah Yerusalem yang dapat direbut; kota atas tidak dapat direbut meskipun sudah diusahakan dengan susah payah, karena kekuatan tembok-temboknya, dan hakikat tempat tersebut. (Antiquitates Iudaicae, Volume V, Bab 2, alinea 2).
  • Karena alasan itu, mereka memindahkan perkemahan mereka ke Hebron; dan ketika mereka telah merebutnya, mereka membunuh semua penduduknya. Saat itu masih hidup suku bangsa raksasa, yang tubuhnya begitu besar, dan mukanya sangat berbeda dengan orang-orang lain, sehingga mereka sangat mengejutkan untuk dilihat, dan menakutkan untuk didengar. Tulang-tulang mereka masih dipertontonkan sampai hari ini, tidak sama dengan kaitan yang dapat dipercaya dengan orang-orang lain. Kemudian mereka memberikan kota itu kepada orang Lewi sebagai hadiah yang luar biasa, dengan dua ribu kota-kota di sekitarnya; tetapi tanah yang di sana diberikan sebagai hadiah cuma-cuma kepada Kaleb, sesuai perintah Musa. Kaleb ini adalah salah seorang pengintai yang diutus oleh Musa ke tanah Kanaan. Mereka juga memberikan tanah untuk dihuni bagi keturunan Yitro, orang Midian, yang adalah mertua Musa; karena mereka telah meninggalkan negeri mereka, dan mengikuti mereka, dan menemani mereka selama di padang gurun. (Antiquitates Iudaicae, Volume V, Bab 2, alinea 3)
  • Suku Yehuda dan Simeon merebut kota-kota yang berada di bagian pegunungan wilayah Kanaan, juga Askelon dan Asdod, di antara kota-kota terletak dekat laut; tetapi Gaza dan Ekron luput dari tangan mereka, karena terletak di tanah datar, dan memiliki sejumlah besar kereta kuda, yang menyebabkan korban besar bagi para penyerang. Maka suku-suku ini, ketika mereka menjadi sangat kaya akibat perang ini, mundur ke kota-kota mereka dan menyingkirkan senjata-senjata perang mereka. (Antiquitates Iudaicae, Volume V, Bab 2, alinea 4)
  • Suku Benyamin, yang memiliki Yerusalem, mengizinkan penduduknya untuk membayar upeti, dan tidak berperang lagi, supaya mempunyai waktu untuk menanami tanah. Suku-suku lain meniru suku Benyamin, dan melakukan hal yang sama; dan puas dengan upeti yang dibayarkan kepada mereka, membiarkan orang Kanaan untuk hidup damai. (Antiquitates Iudaicae, Volume V, Bab 2, alinea 5)
  • Setelah itu, orang Israel semakin takut untuk berperang melawan musuh-musuh mereka, melainkan memusatkan diri untuk bercocok tanam di tanah itu, yang menghasilkan berlimpah dan kaya, mereka mengabaikan pengaturan penghunian mereka, dan menikmati kemewahan dan kesenangan; juga mereka tidak waspada lagi untuk mendengar hukum-hukum yang termasuk pemerintahan politik mereka: sehingga Allah dibuat marah, dan mengingatkan mereka, bagaimana bertentangan dengan aturan-Nya, mereka telah membiarkan orang Kanaan hidup; dan, setelah itu, bagaimana orang Kanaan, ketika mendapat kesempatan, memperlakukan mereka dengan biadab. Namun orang Israel, meskipun diberi peringatan keras oleh Allah, tetapi tidak mau maju berperang; dan karena mereka mendapat banyak upeti dari orang Kanaan, dan tidak lagi mau menderita karena sudah hidup mewah, para pemimpin mereka pun menjadi korup, dan tidak mengatur diri dalam bentuk senat, juga tidak ada hakim-hakim untuk hukum mereka sebagaimana dulunya dibutuhkan, tetapi terlalu memusatkan diri untuk bercocok tanam di ladang-ladang mereka, untuk mendapatkan kekayaan; dengan kelambanan mereka menyebabkan perpecahan sendiri di antara mereka, dan sampai-sampai mereka saling berperang satu sama lain. (Antiquitates Iudaicae, Volume V, Bab 2, alinea 7)
  • Yosefus mengutip kisah yang dicatat dalam Hakim-hakim 19 sampai 21 sebagai contoh perpecahan yang terjadi, yaitu perihal pembantaian atas suku Benyamin yang hanya menyisakan 600 orang laki-laki (Antiquitates Iudaicae, Volume V, Bab 2, alinea 8-12)
  • Selanjutnya juga peristiwa pengusiran dari tanah pusaka yang dialami suku Dan (pasal 1:34-36), sebagaimana dicatat secara lebih mendetail dalam Hakim-hakim 17 sampai 18, juga ditempatkan pada masa ini, yaitu sebelum munculnya para hakim yang dimulai dengan Otniel. (Antiquitates Iudaicae, Volume V, Bab 3, alinea 1)

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
  2. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada perjanjian lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  3. ^ a b Hakim–hakim 1:1 - Sabda.org
  4. ^ Hakim–hakim 1:2 - Sabda.org
  5. ^ Kejadian 49:10
  6. ^ Hakim–hakim 1:4 - Sabda.org
  7. ^ Hakim–hakim 1:16 - Sabda.org
  8. ^ Hakim–hakim 1:18 - Sabda.org
  9. ^ Soggin, J. A. 1981 Judges. A Commentary. Philadelphia: The Westminster Press. Halaman 23. Kutipan bahasa Inggris: “‘Not’ is missing in MT and Vg, but is to be added with LXX.”
  10. ^ a b Yosefus, Flavius. Antiquitates Iudaicae, Volume V, Bab 2, alinea 4.
  11. ^ Hakim–hakim 1:19 - Sabda.org
  12. ^ Hakim–hakim 1:28 - Sabda.org
  13. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  14. ^ Hakim–hakim 1:29 - Sabda.org
  15. ^ Carl Friedrich Keil; Franz Delitzsch. ’’Commentary on the Old Testament’’ (1857-1878). Joshua 1. Diakses 24 Juni 2018.
  16. ^ Flavius Yosefus, Antiquitates Iudaicae, Volume V, Bab 2 Diarsipkan 2023-08-13 di Wayback Machine.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]