Lompat ke isi

Kerusakan ekologi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kerusakan Ekologi adalah kerusakan lingkungan, ekosistem, tumbuhan, ekosistem hewan, pencemaran air dan udara. Eksploitasi sumber daya alam demi pemenuhan hasrat hidup manusia telah menimbulkan dampak buruk berupa kerusakan ekologi.[1]Yang dimaksud ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Secara etimologis istilah ekologi berasal dari bahasa Yunani, yakni oikos (habitat) dan logos (ilmu). Ekologi juga bisa diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834-1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Sedangkan orang yang mempelajari tentang ekologi dapat disebut dengan para Ekolog.

Beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan ekologi adalah sebagai berikut: [2]

  1. Faktor alam, contohnya : letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, gempa bumi, tsunami, kekeringan air, pemanasan global, angin topan/puting beliung, dan badai tropis.
  2. Faktor manusia, contohnya : pencemaran lingkungan, penebangan pohon secara berlebihan, kebakaran hutan, limbah industri, pertanian modern secara tidak tepat, dan pembangunan berkembang pesat dengan cara yang salah.

Pencegahan

[sunting | sunting sumber]

Berikut merupakan cara-cara yang dapat digunakan untuk mencegah kerusakan ekologi: [3]

  1. Menjaga kelestarian ekosistem laut dan ekosistem darat.
  2. Tidak membuang sampah sembarangan di sungai, dengan membuang sampah ditempat sampah akan menciptakan lingkungan yang bersih juga rapi ketika dipandang. Tidak hanya itu, tapi juga dengan membuang sampah ditempatnya akan menolong kota dari bahaya bencana banjir.
  3. Menanam kembali hutan yang gundul atau reboisasi ditanah yang harus ditanami pohon kembali.
  4. Tidak membuang limbah pabrik di sungai atau laut, sebaiknya sebuah pabrik mengetahui bagaimana cara pembuangan sampai pemanfaatan limbah pabrik mereka. Dengan mengetahui cara mencegah kerusakan sungai atau laut , maka akan mengurangi pencemaran air sungai atau laut dan biota laut pun akan terjaga.
  5. Melakukan terasering, yakni upaya untuk penanggulangan erosi tanah supaya tanah tidak semakin terkikis akibat dari aliran air.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ SuaraMerdeka.com (2020-01-10). "Kerusakan Ekologi dan Krisis Kesalehan Sosial - suaramerdeka.com". www.suaramerdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-04-08. Diakses tanggal 2020-03-17. 
  2. ^ "Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kerusakan Lingkungan Hidup". DLH Kota Semarang. 2019-12-14. Diakses tanggal 2020-03-18. 
  3. ^ "Mengulas 5 Cara Mencegah Kerusakan Alam". DLH Kota Semarang. 2020-02-26. Diakses tanggal 2020-03-18.