Lompat ke isi

Pemasaran kreasi konsumen

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pemasaran kreasi konsumen (bahasa Inggris: Consumer generated marketing) adalah sebuah isitilah yang digunakan ketika orang awam melakukan kegiatan pemasaran untuk sebuah perusahaan, baik disengaja maupun tidak disengaja. Contohnya adalah kontes Indomie Jingle Dare Diarsipkan 2011-04-26 di Wayback Machine., Lomba Ayah Jago Masak Kecap Sedap, video ledakan ketika permen mentos dimasukkan ke dalam Coca Cola yang sempat merebak di Youtube.[1]

Menurut Philip Kotler dalam bukunya Principles of Marketing,[2] pemasaran kreasi konsumen adalah kegiatan pemasaran,bisa berupa pesan, iklan dan pertukaran merk yang diciptakan oleh konsumen sendiri, baik diundang maupun tanpa undangan.

Pada era sebelum pemasaran kreasi konsumen dikenal, periklanan ditangani oleh agen periklanan (Inggris: Advertising Agency). Akan tetapi, seiring dengan perkembangan pesat teknologi komunikasi serta semakin banyak penggunanya yang mahir dalam menggunakan aplikasi, software, website terbaru menjadi salah satu faktor penting yang memungkinkan munculnya fenomena ini. Kini siapa saja bisa membuat video, merekam gambar kemudian memasukkannya ke situs sosial seperti Youtube,[3] Facebook,[4] di mana siapa saja dapat melihat hasil karya orang tersebut dengan mudah. Sebenarnya pemasaran kreasi konsumen berawal dari kehausan manusia akan perhatian dari orang lain. Perhatikan saja video klip tentang soda Coca Cola dan permen Mentos yang meledak ketika dicampur. Video ini dibuat oleh dua orang remaja di Amerika Serikat yang merekam hasil eksperimen mereka dan memasukkannya ke Youtube. Video klip ini langsung menjadi hit, jutaan orang lebih sudah menontonnya dalam waktu sangat cepat.

Kendati pada awalnya si perekam hendak berbagi fenomena penemuannya ini dengan dunia, secara tidak langsung Coca Cola dan Mentos memetik manfaat dari “iklan” ini. Setelah video klip ini tersebar di Internet, banyak yang berbondong-bondong membeli kedua produk ini untuk membuktikan sendiri fenomena unik ini.[5] Coca Cola dan Mentos tidak perlu mengeluarkan budget seperak pun untuk meningkatkan popularitas & penjualan produk mereka, apalagi menurut laporan, Mentos mengalami peningkatan 15% dalam penjualannya setelah video ini tersebar.

Bagi konsumen sendiri, pemasaran kreasi konsumen menciptakan sebua kesempatan yang sebelumnya belum pernah ada, yaitu menjadi agen periklanan untuk produk yang mereka konsumsi sendiri. Kini pendapat konsumen terhadap produk / jasa tertentu semakin didengarkan oleh produsen. Nilai yang ditangkap oleh konsumen belum tentu sama dengan persepi produsen, maka consumer generated marketing memungkinkan produsen untuk lebih mengenal konsumennya agar dapat memberikan layanan & menciptakan produk yang lebih baik lagi. Selain itu, bagi konsumen yang mengikuti ajang kontes seperti Indomie Jingle Dare dan Lomba Ayah Jago Masak Kecap Sedap, mereka berkesempatan untuk menunjukkan kreativitasnya dan memperoleh insentif berupa hadiah yang ditawarkan untuk pemenang.

  • Bagi produsen, pemasaran kreasi konsumen adalah sebuah alternatif terbaik untuk menciptakan iklan berkualitas tanpa harus mengeluarkan budget sebanyak yang diperlukan agen periklanan yang sudah profesional.
  • Selain itu, umpan balik berupa persepsi konsumen terhadap produk mereka adalah sebuah asset yang sangat berharga dalam manajemen merk.
  • Iklan non-tradisional seperti ini merupakan selingan menyegarkan dari tukpukan iklan konvensinal yang semakin monoton.
  • Pemasaran kreasi konsumen juga mendukung munculnya iklan mulut-ke-mulut (Inggris: Word of mouth marketing) yang jauh lebih efektif dan cepat dibandingkan iklan tradisional.
  • Karena iklan ini diciptakan oleh sesama konsumen, maka tingkat kredibilitas dan kepercayaan iklan seperti ini lebih tinggi dibandingkan iklan biasanya yang dibayar oleh produsen dan dibuat oleh agen periklanan profesional.

Agen Periklanan

[sunting | sunting sumber]

Secara sekilas, pemasaran kreasi konsumen berpotensi besar mengancam keberadaan agen periklanan professional karena selain jauh lebih murah, iklan yang dibuat oleh konsumen juga sering kali lebih efektif. Akan tetapi, ada sebuah insentif yang bisa dipetik dari fenomena ini, agen periklanan menjadi lebih termotivasi untuk menciptakan iklan-iklan yang lebih bermutu dan bisa menyaingi iklan yang dibuat oleh konsumen sendiri.

Jenis-jenis

[sunting | sunting sumber]

Menemukan kembali aset suatu merek

[sunting | sunting sumber]

Jika sebuah produk sudah beredar selama beberapa waktu, maka besar kemungkinannya bahwa produk tersebut sudah membangun ekuitas dan citra tertentu di mata konsumen. Maka salah satu cara terbaik untuk melibatkan konsumen dalam pembuatan iklan adalah meminta bantuan mereka untuk menciptakan sesuatu yang identik dengan produk tersebut.

Memberikan insentif / hadiah untuk kreativitas konsumen

[sunting | sunting sumber]

Mungkin jenis inilah yang paling populer dalam pemasaran kreasi konsumen, di mana konsumen diundang untuk mengumpulkan ide kreatif mereka untuk suatu produk, misalnya lomba desain tas Jansport,[6] Indomie Jingle Dare, lomba memasak menggunakan produk masakan tertentu, dll. Hadiah yang ditawarkan sebagai imbalannya biasanya cukup besar untuk memotivasi konsumen, bisa berupa uang, mobil, peralatan elektronik terbaru dan lain-lain.

Meminta konsumen untuk berbagi pengalamannya

[sunting | sunting sumber]

Jenis pemasaran kreasi konsumen ini membuktikan bahwa promosi yang paling efektif dan dipercaya adalah testimoni pengalaman dari konsumen sendiri. Contohnya adalah iklan Indomie,[7] di mana konsumen diminta berbagi pengalaman menariknya bersama Indomie.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  1. Types of consumer generated marketing cgm campaigns
  2. Busted another consumer generated
  3. Business media on Nytimes
  4. Latest domino to fall the video itself
  5. The pocket guide consumer generated media
  6. Steyn, Peter.,Wallström, Åsa and Pitt, Leyland. (Jun 2010). Consumer-generated content and source effects in financial services advertising: An experimental study.