Lompat ke isi

Pantai Boom Banyuwangi

Koordinat: 8°12′44″S 114°23′08″E / 8.2121849°S 114.3855073°E / -8.2121849; 114.3855073
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pantai Boom
Monumen Pantai Boom
Monumen Pantai Boom
Koordinat: 8°12′44″S 114°23′08″E / 8.2121849°S 114.3855073°E / -8.2121849; 114.3855073
LokasiKelurahan Kampung Mandar, Kecamatan Banyuwangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia
OtoritasPelindo Cabang Tanjungwangi
OperatorPelindo Cabang Tanjungwangi

Pantai Boom adalah sebuah pantai yang terletak di Kelurahan Kampung Mandar, Kecamatan Banyuwangi, Banyuwangi, Jawa Timur. Pantai ini dulunya merupakan pelabuhan. Saat ini aktivitas pelabuhan masih ada namun tidak terlalu ramai. Pantai ini menjadi salah satu tujuan untuk berkumpul bagi kawula muda di Banyuwangi. Selain itu, biasanya pada Minggu pagi pantai ini ramai dikunjungi oleh warga Banyuwangi.

Pantai Boom terletak di bagian timur kota Banyuwangi. Dari Simpang Lima, masuk ke Jalan dr. Sutomo hingga Taman Blambangan. Dari traffic light Taman Blambangan menuju arah utara hingga bundaran PLN, lalu belok kanan masuk Jalan Nusantara. Semua kendaraan bisa masuk ke Pantai Boom. Dan rambu-rambu menuju kesana dapat ditemui dengan mudah.

Deskripsi

[sunting | sunting sumber]
Memancing di Pantai Boom
Suasana Pelabuhan Boom sekitar tahun 1925.

Pantai Boom adalah salah satu pantai yang ada di kota Banyuwangi. Dahulunya pantai ini merupakan Pelabuhan penting. Kapal-kapal yang membawa berbagai angkutan (biasanya kopra) dan kapal-kapal nelayan. Hal ini dibuktikan dengan dermaga-dermaga pelabuhan, gudang-gudang bekas dan sebuah tempat pelelangan ikan yang sudah tidak dipakai. Di dermaga ini penduduk biasanya melakukan aktivitas memancing. Di sisi selatan pantai terdapat Taman Makam Pahlawan Wisma Raga Laut yang menjadi tempat peristirahatan bagi pasukan ALRI yang gugur dalam pertempuran melawan Belanda di sekitar Banyuwangi.[1] Selain itu di sepanjang garis pantai terdapat kedai-kedai yang menjual berbagai makanan ringan dan makan laut. Di tempat ini juga disediakan kuda-kuda untuk pengunjung menyusuri pantai. Sebuah kantor polisi air juga berdiri di kawasan ini.

Pada tahun 2004 pada masa pemerintahan Bupati Samsul Hadi, kawasan ini digunakan sebagai tempat pembuatan kapal Umbul-Umbul Blambangan (sebuah kapal ekspedisi yang sedianya akan dipakai untuk mempromosikan pariwisata Banyuwangi namun tenggelam).[2] Pada tahun 1982 terjadi tragedi Inkai yaitu hilangnya para peserta latihan Karate Banyuwangi karena ditelan ombak, untuk memperingati tragedi tersebut dibangun Tugu Inkai di kawasan Pantai Boom.[3] Dan pada akhir tahun 2012 diadakan event parade gandrung sewu, yakni seribu penari gandrung menari di atas pasir Pantai Boom.

Pengembangan

[sunting | sunting sumber]

Kerjasama pembangunan dan pengelolaan pelabuhan antara PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Cabang Tanjungwangi dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tertuang dalam sebuah nota kesepahaman (MoU). Penandatanganan ini bertempat di Aula Rempeg Jogopati, 17 April 2013 oleh perwakilan masing-masing pihak. Pelindo III di wakili General Manager Pelindo III, Bangun Swastanto dan Bupati Abdullah Azwar Anas, yang disaksikan Sekretaris Kabupaten Slamet Kariyono, serta pejabat lain. Secepatnya akan ada koordinasi dengan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur, untuk menanyankan master plan pengembangan kawasan Pantai Boom THR Banyuwangi. Dan sebagai tindak lanjut berikutnya. MoU ini akan diteruskan dengan perjanjian kerja sama antar stake holder untuk membuat masterplan penataan kawasan Pantai Boom. Misalnya, tata ruang penjual kaki lima, taman pelabuhan dan lampu-lampu yang akan ditempatkan di pelabuhan.[4]

Pelabuhan Marina

[sunting | sunting sumber]

Di kawasan Boom ini dimulai proyek pelabuhan khusus kapal pesiar (yacht) terbesar di Indonesia, yaitu Pelabuhan Boom Marina Banyuwangi. Proyek pelabuhan wisata ini, dibangun oleh PT Pelabuhan Indonesia III. Proyek Wisata Boom Marina Banyuwangi nantinya akan memiliki dermaga dengan beragam fasilitas pendukung pariwisata yang cukup mewah, seperti zona marina, residensial, dan rekreasi.

Saat launching proyek pembangunan wisata bahari pada September 2015 lalu, Dirut PT Pelindo III, Djarwo Surjanto mengatakan, proyek pelabuhan wisata ini akan dibangun di lahan seluas 44,2 hektar di Pantai Boom. Pelabuhan Marina di Pantai Boom ini nanti, akan terintegrasi dengan Pelabuhan Benoa di Bali dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur dan ke depannya juga akan terhubung dengan lokasi lain yang memiliki potensi lebih besar ataupun potensial, seperti misalnya Karimun Jawa yang terkenal juga dengan wisata pantainya serta Lombok dan Tenau Kupang.[5]

Namun, proyek ini menimbulkan kendala seperti pembebasan lahan dan penggusuran penduduk yang mendiami wilayah Pantai Boom Ditengah gencarnya kegiatan sosialisasi yang dilakukan PT Pelindo Property Indonesia (PPI), PT Pelindo III Tanjung Wangi Banyuwangi dan PT Kereta Api Indonesia (KAI), yang dinyatakan berakhir secara sepihak, Senin (21/11/2016) lalu, ternyata tidak mampu mendengar jerit tangis puluhan warga RT01/RW01 Lingkungan Krajan Kelurahan Kampung Mandar, Banyuwangi, yang telah puluhan tahun mendiami kawasan ini.[6] Warga lalu berinisiatif mengirim surat ke Komnas HAM untuk mempertahankan hak mereka.[7]

Lihat Juga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]