Lompat ke isi

Tanaman pusaka

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kentang ada dalam berbagai varietas, namun varietas yang ditanam secara komersial hanya sedikit. Benih pusaka mengawetkan varietas yang langka dan dilupakan
Berbagai varietas terong yang masih bertahan, termasuk terong merah yang menyerupai tomat yang saat ini sudah sulit ditemukan
Berbagai varietas jagung

Tanaman pusaka adalah kultivar yang dipelihara secara turun temurun oleh petani di lingkungan yang tradisional.[1] Tanaman jenis ini merupakan yang umum ditanam sejak periode awal sejarah manusia. Perkembangan pertanian industri skala besar mulai menyingkirkan varietas yang kurang menguntungkan dan menanam secara massal varietas yang unggul, sehingga pertanian monokultur muncul. Rekayasa genetika memunculkan varietas tanaman dengan sifat yang lebih unggul lagi sehingga tanaman pusaka semakin menghilang. Selain itu, pilihan konsumen semakin mengedepankan kualitas tertentu.

Di berbagai tempat di dunia, misal Uni Eropa, merupakan sebuah pelanggaran hukum jika memperjual belikan benih kultivar yang tidak terdaftar. Diperlukan pengujian terlebih dahulu untuk menentukan bahwa kultivar tersebut aman dan mampu memberikan keuntungan.[2]

Berbagai lembaga di dunia membentuk laboratorium dan ruang penyimpanan untuk menyimpan dan mengawetkan benih berbagai kultivar tanaman pertanian (bank benih), tetapi fasilitas tersebut rawan terhadap gangguan dari luar seperti bencana alam dan peperangan.[2] Dengan mewariskan benih tersebut dari generasi ke generasi dengan cara membudidayakannya, maka kemungkinan sebuah kultivar terlestarikan akan lebih besar.

Benih pusaka merupakan benih yang telah beradaptasi pada lingkungan, tanah, iklim, dan hama lokal.[3] Dalam satu kawasan pertanaman, variasi genetiknya dapat cukup beragam sehingga serangan satu jenis hama invasif tidak akan menghancurkan seluruh tanaman. Tanaman yang selamat, akan mewarisi benih yang lebih tahan hama pada generasi berikutnya dan petani akan menanam benih tersebut.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Whealy, K. (1990). "Seed Savers Exchange: preserving our genetic heritage". Transactions of the Illinois State Horticultural Society. 123: 80–84. 
  2. ^ a b Powledge, F. (1995). "The food supply's safety net: If global agricultural crises occurred, could the international germplasm community survive a run on its genebanks?". BioScience. 45 (4): 235–243. 
  3. ^ O'Donnell, Nancy. Heirlooms spice up the garden, and life itself. San Francisco Chronicle. 23 Sept. 2006.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]