Pulau Leti

pulau di Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku

Pulau Leti adalah pulau terluar Indonesia dengan luas 91,25 km2 terletak di Laut Timor dan berbatasan dengan negara Timor Leste. Pulau ini terletak pada titik koordinat 8°13′20″S 127°38′50″E / 8.22222°S 127.64722°E / -8.22222; 127.64722. Pulau Leti merupakan bagian dari wilayah pemerintah kabupaten Maluku Barat Daya, provinsi Maluku. Hampir sebagian besar penduduk Pulau Leti beragama Kristen.

Sejarah

sunting

Sejak abad 17, VOC telah berada di pulau Leti. Ernst Christoph Barchewitz dari Jerman, pegawai VOC tinggal di Leti dari tahun 1714-1720 [1]

Pembagian administratif

sunting

Pulau Letti terdiri dari satu kecamatan, yaitu Kecamatan Letti yang terdiri dari 7 Desa dan 6 Dusun dengan jumlah penduduk sebanyak 8.767 jiwa yang terdiri dari 3.861 laki-laki dan 3.906 perempuan. Sebagian besar penduduk berprofesi sebagai petani dan peternak, dan ada pula yang berprofesi sebagai nelayan karena wilayah pulau Leti yang dikelilingi oleh lautan.

Desa-desa di Pulau Letti adalah Tutuwaru, Nuwewang (1 dusun), Tomra (3 dusun), Tutukey (1 dusun Serwaru, sekaligus ibu kota kecamatan), Batumiau, Laitutun, dan Luhulely (dusun Yoiha). Hanya di Tomra yang memiliki pelabuhan utama sebagai tempat bersandarnya kapal laut perintis, yaitu sejenis kapal barang yang juga memuat penumpang. Kapal perintis tersebut hanya ada setiap 3-4 hari sekali, dalam kondisi cuaca normal. Hal ini terjadi karena masih minimnya sarana angkutan massal (kapal laut) di area Kepulauan Maluku.

Desa serta Penduduknya
Nama Desa Penduduk (2010)[2] Nama Desa lama[3]
Tutuwaru 380 -
Batumiau 1.007 Battomea
Laitutun 545 Leyduttun
Tutukey dengan ibu kota kecamatan Serwaru 1.136 Duttukey
Tomra 2.433 Domra
Nuwewang 1.015 Nuwewang
Luhulely 1.010 Liwelely

Budaya

sunting

Budaya yang paling populer di daerah ini ialah budaya snyoli lyieta. Di Leti juga terdapat minuman sagero (Jawa: legen), yaitu minuman yang berasal dari air buah pohon aren (Jawa: siwalan, botanis Arenga pinnata) dan bisa didapatkan pula manisan buah mangga dan madu pohon.

Daftar pustaka

sunting
  • Ernst Christoph Barchewitz. Ost-Indianische Reise-Beschreibung, Liber II Sein Eilff-jähriger Aufenthalt auf Java, Banda und den Südwester-Insullen, Glücks- und Unglücks-Fälle und seltsame Begebenheiten …, Chemnitz 1730, Cap. X-XXXI, S. 206-492

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Jeanne Brunk-Tan2016: Ein Erfurter des 18. Jahrhunderts mit ostindischer Vergangenheit. Barchewitz als kommandierender Offizier auf den Vergessenen Inseln. Stadt und Geschichte, Zeitschrift für Erfurt. März 2016, No. 62. S. 12-14
  2. ^ Diarsipkan [Date missing], di bps.go.id Galat: URL arsip tidak dikenal (indonesisch; PDF; 6,0 MB), abgerufen am 26. Januar 2013
  3. ^ Ernst Christoph Barchewitz. Ost-Indianische Reise-Beschreibung, Liber II Sein Eilff-jähriger Aufenthalt auf Java, Banda und den Südwester-Insullen, Glücks- und Unglücks-Fälle und seltsame Begebenheiten …, Erfurt 1751, Cap. XIII, S. 269

Pranala luar

sunting