Sarlito Wirawan Sarwono

Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono (2 Februari 1944 – 14 November 2016) adalah psikolog, penerjemah buku-buku psikologi, dan penulis buku psikologi kebangsaan Indonesia. Ia pernah menjadi Dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia periode 1997-2004.[1] Ia adalah guru besar psikologi yang mendalami bidang psikologi sosial. Guru besar yang juga seorang psikolog ini juga aktif pada berbagai organisasi.

Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono
Lahir(1944-02-02)2 Februari 1944
Purwokerto, Jawa Tengah, Masa Pendudukan Jepang
Meninggal14 November 2016(2016-11-14) (umur 72)
Jakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia
AlmamaterUniversitas Indonesia
Universitas Edinburgh
Universitas Leiden
PekerjaanPsikolog, penulis, dosen
Dikenal atasSaksi ahli pada kasus Pembunuhan Wayan Mirna Salihin
Suami/istriSri Pratiwi
Anak3

Pendidikan

sunting

Sarlito mengawali pendidikannya di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia pada tahun 1961 - 1968. Lalu, ia melanjutkan pendidikannya ke Universitas Edinburgh, Skotlandia pada tahun 1973 dengan mengambil jurusan Diploma in community Development. Ia pun mengambil program doktor di Universitas Leiden pada tahun 1976 yang akhirnya mendapatkan gelar doktornya pada tahun 1978 dengan disertasinya yang berjudul "Perbedaan Antara Pemimpin Dan Aktivitas Dalam Gerakan Protes Mahasiswa".[1][2]

Karier

sunting

Sekembalinya ke Tanah Air, Sarlito disibukkan dengan berbagai kegiatan di bidang akademis baik sebagai peneliti, ilmuwan, hingga penulis. Sebagai peneliti, ia pernah menjadi 'fellow' di East West Center di Hawaii, Amerika Serikat (1982 dan 1986).[2] Bidang kajiannya sangat beragam, terutama menyoroti masalah sosial, mulai dari masalah keluarga berencana (KB), anak jalanan, pemukiman, lalu lintas, sampai yang paling mutakhir tentang terorisme (2006-2009).[2]

Sarlito juga menjadi pengajar di almamaternya, Universitas Indonesia. Mata kuliah yang diajarnya antara lain logika, psikologi perilaku seksual, psikologi sosial, psikologi lintas budaya di Indonesia untuk sarjana (S1) dan mata kuliah seminar proposal tesis, teori-teori psikologi sosial, aliran-aliran dan teori-teori psikologi untuk magister (S2). Selain menjadi dosen, ia pernah memegang jabatan struktural di UI yakni sebagai Dekan Fakultas Psikologi periode 1997-2004 dan Ketua Program Studi Kajian Ilmu Kepolisian di Program Pascasarjana periode 2007-2012.[1][2]

Guru Besar Tetap di Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI ini juga beberapa kali menjadi dosen tamu di berbagai universitas luar negeri. Tahun 1996, Sarlito menjadi guru besar tamu di Universitas Cornell, Amerika Serikat dan Universitas Nijmegen, Belanda. Setelah itu berturut-turut pada 2007 dan 2008, di Universitas Victoria, Selandia Baru dan Universiti Malaya, Malaysia.[2]

Dari sekian banyak kegiatan yang ia lakukan, psikolog kawakan ini paling menyukai praktek pribadi. Setiap kali ia berada di kota, ia masih menyempatkan diri untuk berpraktik di klinik psikologi dua kali seminggu, satu hari di rumah sakit dan satu hari di biro psikologi miliknya, Dr. Sarlito & Associates. Sarlito merasa, dengan membantu orang lain mengatasi masalah mereka, ia dapat belajar bagaimana mengatasi masalahnya sendiri.[2]

Pengalaman organisasi

sunting
  • APA (American Psychological Association)
  • ICP (International Council of Psychologists)
  • SPSSI (Society of Psychological Studies on Social Issues)
  • IPS (Ikatan Psikologi Sosial)
  • Presiden APsyA (Asian Psychological Association) periode 2006-2010.[2]
  • ASI (Asosiasi Sexologi Indonesia)
  • Anggota Board of Directors IAAP (International Association of Applied Psychology) periode 2008-2010.[2]

Karya tulis

sunting

Salah satu ciri khasnya adalah menerjemahkan ilmu psikologi menjadi psikologi yang populer dan mudah dipahami, antara lain melalui tulisan-tulisannya di berbagai media. Beberapa diantaranya sudah dibukukan, antara lain:[2]

  • Psikologi Sosial
  • Pengantar Psikologi Umum
  • Prasangka di Indonesia
  • Membina Keluarga yang Bahagia
  • Sexualitas dan Fertilitas Remaja, dan masih banyak lagi.

Kehidupan pribadi

sunting

Sarlito menikah dengan Sri Pratiwi yang biasa disapanya dengan panggilan Jeng Sri. Sri adalah mantan pustakawan di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dimana setelah pensiun ia diangkat menjadi general manager fakultas.[2] Pasangan ini dikaruniai tiga orang anak, dua putra dan satu putri. Si sulung Anto yang lahir tahun 1969 bekerja sebagai desainer grafik. Sementara satu-satunya anak perempuan Sarlito, yakni Anti yang juga merupakan ibu dari Audria mengikuti jejak ayahnya dengan berkarier sebagai psikolog. Sedangkan si bungsu Dimas, berprofesi sebagai pengacara.[2]

Kematian

sunting

Sarlito meninggal dunia pada hari Senin, 14 November 2016 pukul 22.15 WIB setelah dirawat selama empat hari di Rumah sakit PGI Cikini. Ia meninggal akibat penyakit pendarahan di lambung.[3] Jenazah disemayamkan di Rumah Duka Komplek UI Ciputat No. 6, untuk kemudian akan dimakamkan pada Selasa, 15 November 2016 di Pemakaman Giri Tama Tonjong, Parung, Bogor, Jawa Barat setelah salat Zuhur.[3][4]

Rujukan

sunting
  1. ^ a b c Setiawan, Eko. "Sarlito Wirawan - Profil". Merdeka.com. Diakses tanggal 20 November 2016. 
  2. ^ a b c d e f g h i j k "Biografi Sarlito W Sarwono - Foto, Video, Riwayat Hidup - Tajam Menyoroti Masalah Sosial". Tokohindonesia.com. 3 Mei 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-20. Diakses tanggal 20 November 2016. 
  3. ^ a b Putra, Nanda Perdana (14 November 2016). "Psikolog Sarlito Wirawan Meninggal Dunia". Liputan6.com. Diakses tanggal 20 November 3016. 
  4. ^ Evi (15 November 2016). "Psychology professor Sarlito Wirawan passes away at 72". The Jakarta Post. Diakses tanggal 20 November 2016.