Singapore Airlines Penerbangan 006

kecelakaan pesawat tahun 2000

Singapore Airlines Penerbangan 006 adalah penerbangan penumpang internasional berjadwal Singapore Airlines dari Bandar Udara Changi Singapura menuju Bandar Udara Internasional Los Angeles, dengan perhentian di Bandar Udara Internasional Chiang Kai-shek (sekarang Bandar Udara Internasional Taiwan Taoyuan) di Taipei, Taiwan. Pada tanggal 31 Oktober 2000 pukul 23.18 waktu Taipei (15.18 UTC), pesawat Boeing 747-412 yang mengoperasikan penerbangan tersebut mencoba untuk melakukan lepas landas dari landasan pacu yang ditutup di Bandara Chiang Kai-shek ketika topan melanda bandara tersebut. Pesawat menabrak peralatan konstruksi di landasan pacu dan menewaskan 83 dari 179 penumpang dan awak di dalam pesawat. Kecelakaan tersebut merupakan kecelakaan fatal pertama pesawat Boeing 747-400 dan juga kecelakaan pertama yang menimbulkan korban jiwa bagi Singapore Airlines.[1]

Singapore Airlines Penerbangan 006
9V-SPK, pesawat Singapore Airlines yang mengalami kecelakaan.
Ringkasan kecelakaan
Tanggal31 Oktober 2000 (2000-10-31)
RingkasanMenabrak peralatan konstruksi ketika melakukan lepas landas dari landasan pacu yang ditutup akibat kelalaian pilot
LokasiLandasan pacu 05R Bandar Udara Internasional Chiang Kai-shek (sekarang Bandar Udara Internasional Taiwan Taoyuan), Taipei, Taiwan
25°4′35″N 121°13′26″E / 25.07639°N 121.22389°E / 25.07639; 121.22389
Orang dalam pesawat179
Penumpang159
Awak20
Cedera71
Tewas83
Selamat96
Jenis pesawatBoeing 747-412
OperatorSingapore Airlines
Registrasi9V-SPK
AsalBandar Udara Changi Singapura, Singapura
PerhentianBandar Udara Internasional Chiang Kai-shek, Taipei, Taiwan
TujuanBandar Udara Internasional Los Angeles, Los Angeles, Amerika Serikat

Pesawat dan awak

sunting

Pesawat yang mengalami kecelakaan adalah pesawat Boeing 747-412[a] dengan registrasi 9V-SPK dan nomor seri manufaktur 28023 yang ditenagai empat mesin turbofan Pratt & Whitney PW4056. Pesawat tersebut merupakan Boeing 747 ke-1099 yang diproduksi Boeing dan terbang perdana pada tanggal 12 Januari 1997. Pesawat tersebut juga merupakan salah satu dari dua Boeing 747-412 Singapore Airlines yang dicat dengan corak "Rainbow" untuk mempromosikan produk dan layanan kabin terbaru Singapore Airlines di semua kelas perjalanannya pada saat itu. Pemeriksaan pemeliharaan terakhir yang dilakukan terhadap pesawat dilakukan pada tanggal 16 September 2000 dan tidak ada cacat yang ditemukan selama pemeriksaan dan pada saat pesawat mengalami kecelakaan.[2]

Awak pilot dalam penerbangan tersebut adalah Kapten Foong Chee Kong, Kopilot Latiff Cyrano, dan Pilot pengganti (Relief pilot) Ng Kheng Leng. Kapten Foong merupakan salah satu pilot berpengalaman yang telah mengumpulkan sebanyak 11.235 jam terbang, di mana 2.017 jam di antaranya dengan Boeing 747-400. Kopilot Latiff telah mengumpulkan sebanyak 2.442 jam terbang, di mana 552 jam di antaranya dengan Boeing 747-400. Pilot pengganti Ng telah mengumpulkan sekitar 5.508 jam terbang, di mana 4.518 jam di antaranya dengan Boeing 747-400.[3]

Kecelakaan

sunting
 
Diagram pergerakan Topan Xangsane 2000.

Pada tanggal 31 Oktober 2000 pukul 23.00 waktu Taipei (15.00 UTC),[3] pesawat berangkat ketika hujan deras melanda Bandara Chiang Kai-shek yang diakibatkan oleh Topan Xangsane. Pada pukul 23.05.57, petugas ATC mengizinkan awak pilot untuk menggerakkan pesawat ke landasan pacu 05L melalui landasan gelinding SS, WC, kemudian NP. Pada pukul 23.15.22, pesawat diizinkan untuk lepas landas dari landasan pacu 05L.[4] Banyak maskapai dari Asia Tenggara dan Timur yang memberangkatkan penerbangannya ketika cuaca buruk melanda bandara tersebut.[5]

Setelah berhenti selama enam detik, pada pukul 23.16.36, awak pilot pesawat mencoba untuk melakukan lepas landas dari landasan pacu 05R—yang telah ditutup untuk pekerjaan konstruksi—alih-alih dari landasan pacu 05L sesuai instruksi petugas ATC (kedua landasan pacu lokasinya saling bersebelahan). Kapten pilot pesawat mengetahui bahwa pesawatnya harus lepas landas dari landasan pacu 05L, tetapi ia membelokkan pesawatnya 215 meter (705 ft) lebih cepat sehingga pesawat masuk ke landasan pacu 05R.[6] Bandara Chiang Kai-shek saat itu belum dilengkapi dengan ASDE, sebuah radar darat yang memungkinkan petugas ATC untuk memantau pergerakan pesawat di darat.[7]

 
Diagram pergerakan 9V-SPK dari terminal ke landasan pacu (panah kuning), arah yang benar ke landasan pacu 05L (garis putus-putus hijau), dan landasan pacu 05R yang seharusnya tidak dimasuki 9V-SPK (garis merah).

Oleh karena jarak pandang yang terbatas akibat hujan deras, awak pilot pesawat tidak melihat keberadaan peralatan konstruksi yang telah ditempatkan di landasan pacu 05R, di mana termasuk dua ekskavator, dua vibratory roller, satu buldoser kecil, dan satu kompresor udara.[3] Selain itu, terdapat pula barrier beton dan lubang di landasan pacu tersebut. Sekitar 41 detik kemudian, pesawat menabrak peralatan-peralatan konstruksi tersebut dan pesawat terbelah menjadi tiga bagian besar. Badan pesawat terbelah menjadi dua bagian dan keempat mesin serta kesemua roda pendaratannya terlepas.[4] Sebuah derek jangkung merobek sayap kiri pesawat dan membuat pesawat jatuh tersungkur ke darat.[8] Hidung pesawat menabrak wheel loader,[9] diikuti oleh api yang langsung membesar dan menghancurkan badan bagian depan serta kedua sayap pesawat.[4] Sebanyak 79 dari 159 penumpang dan empat dari 20 awak pesawat tewas dalam kecelakaan tersebut. Sebagian besar korban tewas ditemukan duduk di kabin bagian tengah pesawat;[3] tangki bahan bakar di sayap meledak dan menghancurkan kabin bagian tengah.[10] Pada pukul 23.17.36, sirine kedaruratan dibunyikan dan 41 kendaraan pemadam kebakaran, 58 ambulans, sembilan unit pencahayaan, dan 436 personel dikerahkan untuk mengevakuasi korban dan memadamkan api. Pada pukul 23.35, api dari kebakaran pesawat dapat dikendalikan. Pada pukul 23.40, ambulans dan kendaraan darurat dari luar bandara dikumpulkan di pintu masuk utara bandara. Pada pukul 00.00 waktu Taipei tanggal 1 November, sebagian besar api telah dipadamkan dan bagian depan pesawat telah hancur. Otoritas berwenang setempat mendirikan sebuah pusat komando sementara di bandara tersebut.[4]

Korban

sunting

Pada saat terjadinya kecelakaan, sebanyak 179 penumpang dan awak berada di dalam pesawat,[11] termasuk tiga anak-anak dan tiga bayi. Dari 179 penumpang dan awak tersebut, 83 orang dinyatakan tewas, 39 orang menderita cedera serius, dan 32 orang menderita cedera ringan, sedangkan 25 orang tidak menderita cedera.[4] Empat awak pesawat tewas dalam kecelakaan tersebut. Delapan puluh satu penumpang dan awak tewas di tempat kecelakaan dan dua penumpang meninggal dunia di rumah sakit.[10] Sebagian besar penumpang dalam penerbangan tersebut adalah warga Amerika Serikat dan Taiwan.[12]

Kewarganegaraan penumpang dan awak

sunting
Kebangsaan[13][14] Penumpang Awak Jumlah
Jumlah Tewas Selamat Jumlah Tewas Selamat Jumlah Tewas Selamat
Amerika Serikat 47 24 23 0 0 0 47 24 23
Australia 1 0 1 0 0 0 1 0 1
Belanda 1 1 0 0 0 0 1 1 0
Britania Raya 4 2 2 0 0 0 4 2 2
Filipina 1 1 0 0 0 0 1 1 0
India 11 10 1 0 0 0 11 10 1
Indonesia 5 1 4 0 0 0 5 1 4
Irlandia 1 0 1 0 0 0 1 0 1
Jepang 1 1 0 0 0 0 1 1 0
Jerman 1 0 1 0 0 0 1 0 1
Kamboja 1 0 1 0 0 0 1 0 1
Kanada 1 0 1 0 0 0 1 0 1
Malaysia 8 4 4 1[b] 0 1 9 4 5
Meksiko 3 0 3 0 0 0 3 0 3
Selandia Baru 2 0 2 0 0 0 2 0 2
Singapura 11 8 3 17 4 13 28 12 16
Spanyol 1 0 1 0 0 0 1 0 1
Taiwan 55 26 29 2 0 2 57 26 31
Thailand 2 0 2 0 0 0 2 0 2
Vietnam 2 1 1 0 0 0 2 1 1
Jumlah 159 79 80 20 4 16 179 83 96

Latar belakang penumpang dan awak serta cedera yang diderita

sunting
 
Diagram tempat duduk 9V-SPK mengilustrasikan lokasi tempat duduk penumpang dan awak pesawat SQ006, dengan keterangan cedera yang diderita dan korban yang tewas.

Kapten, kopilot, dan pilot pengganti datang dari Singapura dengan penerbangan SQ006 yang berangkat satu hari sebelum kecelakaan. Ketiganya beristirahat di sebuah hotel di Taipei sebelum masuk ke penerbangan lanjutan SQ006 ke Los Angeles tanggal 31 Oktober. Ketiga awak pilot tersebut selamat dari kecelakaan. Kapten dan pilot pengganti tidak menderita cedera, sedangkan kopilot menderita cedera ringan. Dari tujuh belas awak kabin, empat dinyatakan tewas, empat menderita cedera serius, dan sembilan menderita cedera ringan.[3]

Dari 159 penumpang, 79 dinyatakan tewas, 35 menderita cedera serius, 22 menderita cedera ringan, dan 23 tidak menderita cedera.[3]

Pesawat saat itu membawa 5 penumpang kelas utama, 28 penumpang kelas bisnis (9 di dek utama dan 19 di dek atas), dan 126 penumpang kelas ekonomi.[3][15] Dari penumpang kelas utama, 1 orang menderita cedera ringan dan 4 lainnya tidak menderita cedera. Dari penumpang kelas bisnis, 14 orang (2 di dek utama dan 12 di dek atas) tewas, 2 orang (1 di dek utama dan 1 di dek atas) menderita cedera serius, 7 orang (2 di dek utama dan 5 di dek atas) menderita cedera ringan, dan 8 orang (4 di dek utama dan 4 di dek atas) tidak menderita cedera. Dari penumpang kelas ekonomi, 65 orang tewas, 33 menderita cedera serius, 14 menderita cedera ringan, dan 11 tidak menderita cedera. Sebagian besar penumpang di dek utama yang tewas duduk di barisan kursi nomor 22 hingga 38.[3][16] Enam puluh empat dari 76 penumpang di kabin kelas ekonomi bagian depan tewas akibat ledakan dari tangki bahan bakar yang menimbulkan kobaran api. Di kabin kelas bisnis di dek atas, 12 dari 19 penumpang dan 1 dari 2 awak kabin tewas akibat dari menghirup asap dan kebakaran; 10 jasad yang berasal dari kabin kelas bisnis di dek atas ditemukan berada di antara tangga kabin dan pintu keluar nomor 2 kiri di dek utama. Seluruh penumpang kelas ekonomi yang duduk di kabin bagian belakang selamat dari kecelakaan.[9]

Dalam segmen lanjutan penerbangan ke Los Angeles, sebanyak 77 penumpang berangkat dari Singapura dan 82 lainnya berangkat dari Taipei. Dari segi penumpang yang berangkat dari Singapura, 37 orang tewas. Dari penumpang yang berangkat dari Taipei, 42 orang tewas. Tiga penumpang laki-laki yang diidentifikasi sebagai bayi semuanya dinyatakan tewas, yakni dua bayi warga India yang berangkat dari Singapura dan satu bayi warga Taiwan yang berangkat dari Taipei.

Departemen Patologi Forensik dari Institut Kedokteran Asing, bagian dari Kementerian Kehakiman Taiwan, melakukan otopsi terhadap tujuh jenazah. Satu orang tewas akibat cedera dari tabrakan, sedangkan enam lainnya tewas akibat luka bakar parah.[3] Sebagian besar penumpang mengalami luka bakar akibat terkena percikan bahan bakar pesawat.[17]

Seorang penumpang asal Taiwan yang menderita luka bakar di lebih dari 86% tubuhnya meninggal dunia di Rumah Sakit Memorial Chang Gung (Hanzi: 長庚紀念醫院; Pinyin: Chánggēng Jìniàn Yīyuàn) di Linkou, Taipei County (sekarang Kota Taipei Baru) pada tanggal 5 November 2000.[18] Seorang penumpang dari Singapura yang menderita luka bakar di 95% tubuhnya meninggal dunia di sebuah rumah sakit di Taiwan pada tanggal 24 November 2000.[19][20][21]

Di antara warga Singapura yang tewas dalam kecelakaan tersebut adalah ibunda dari seorang pelatih kuda di Singapore Turf Club; asisten profesor di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Nasional Singapura[22][23][24] beserta istrinya;[25] dan pilot Angkatan Udara Republik Singapura yang sedang dalam perjalanan ke Amerika Serikat untuk menghadiri kursus instruktur senjata tempur tingkat lanjut yang diselenggarakan oleh Garda Nasional Udara.[26] Selain itu, empat korban tewas merupakan karyawan Motorola.[22][27] Salah seorang awak kabin dari Singapura yang tewas adalah mantan pemain sepak bola yang juga adik bungsu dari Subhas Anandan, seorang pengacara kriminal terkemuka di Singapura.[28][29]

Di antara korban tewas dari negara lain adalah presiden dan dua wakil presiden perusahaan Ameripec Inc. yang berkantor pusat di Buena Park, California.[30] Seorang profesor di Univesitas California, Davis selamat dari kecelakaan dengan 12% luka bakar derajat dua di tubuhnya.[31] William Wang, salah seorang penumpang yang kemudian dikenal sebagai pendiri Vizio, mengalami keracunan karbon monoksida, tetapi selamat dari kecelakaan.[32]

John Diaz, salah seorang penumpang yang saat itu merupakan pimpinan eksekutif MP3.com, selamat dari kecelakaan, tetapi ia menderita kerusakan paru-paru dan "body shock", yang mengakibatkan persendiannya mengalami penekanan dengan kerusakan pada jaringan lunak.[33] Ketika menjadi narasumber di acara bincang-bincang The Oprah Winfrey Show, Diaz menggunakan alat bantu berjalan.[34]

Temuan penyelidikan

sunting
 
Bagian depan 9V-SPK yang hancur setelah hangus terbakar.
 
Bagian ekor 9V-SPK yang terputus setelah tabrakan.

Penyelidikan terhadap kecelakaan tersebut dilakukan oleh Dewan Keselamatan Penerbangan (ASC) Taiwan. Laporan akhir dari penyelidikan kecelakaan tersebut dirilis oleh ASC pada tanggal 24 April 2002. Dalam bagian "Temuan yang Berkaitan dengan Kemungkinan Penyebab" laporan tersebut, yang menjelaskan rincian faktor yang berperan dalam situasi yang mengarah ke peristiwa kecelakaan, disebutkan bahwa awak pilot tidak meninjau rute taksi pesawat secara teliti, meskipun telah memiliki semua diagram yang relevan, yang menyebabkan awak pilot tidak mengetahui bahwa pesawat telah memasuki landasan pacu yang salah. Setelah pesawat masuk ke landasan pacu yang salah, awak pilot abai untuk memeriksa para visual display (PVD) dan primary flight display (PFD), yang dapat menampilkan indikasi bahwa pesawat telah masuk ke landasan pacu yang salah. Menurut ASC, kelalaian tersebut, ditambah dengan datangnya topan dan cuaca buruk, menyebabkan awak pilot kehilangan kesadaran situasi dan membuat mereka tetap mencoba untuk melakukan lepas landas dari landasan pacu yang salah.[1][3]

Pemberitahuan peristiwa

sunting

Tidak lama setelah muncul pemberitaan kecelakaan, James Boyd,[17] seorang juru bicara Singapore Airlines di Los Angeles, mengatakan bahwa tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut;[10][35][36] Singapore Airlines kemudian merevisi pernyataannya untuk menyatakan adanya korban jiwa dalam kecelakaan tersebut.

Singapore Airlines pada awalnya menyatakan bahwa laporan mengenai pesawat masuk ke landasan pacu yang salah adalah tidak benar, sampai kemudian temuan penyelidikan membuktikan bahwa pesawat memang masuk ke landasan pacu yang salah.[37]

Khan Mahmood, seorang kerabat yang saudara perempuan dan kedua orang tuanya tewas dalam kecelakaan tersebut, mengkritik Singapore Airlines karena terlalu lama dalam memberitahukan keluarga dan kerabat para penumpang mengenai kecelakaan tersebut.[38]

Sebuah pusat penyuluhan dibuka di Bandara Los Angeles untuk menangani keluarga dan kerabat para penumpang.[39]

Keluarga dan kerabat para korban memberikan sampel darah untuk membantu proses identifikasi jenazah korban yang tewas.[40]

Tanggapan atas hasil penyelidikan

sunting

Laporan akhir yang dirilis oleh ASC Taiwan dianggap kontroversial oleh Kementerian Transportasi Singapura,[41] Singapore Airlines, dan Federasi Internasional Asosiasi Pilot Maskapai Penerbangan (IFALPA), serta beberapa pihak lainnya.[42]

Pihak Singapura memprotes bahwa laporan tersebut tidak menyajikan rincian secara menyeluruh dan bahwa laporan tersebut tidak lengkap, karena tanggung jawab atas kecelakaan tersebut tampak lebih menitikberatkan pada awak pilot Singapore Airlines Penerbangan 006, sedangkan faktor-faktor lain yang sama-sama absah diabaikan. Tim penyelidik dari Singapura yang bergabung dalam penyelidikan merasa bahwa lampu dan rambu di Bandar Udara Internasional Chiang Kai-shek tidak memadai untuk mencapai standar internasional. Beberapa lampu di bandara tersebut ditemukan hilang atau tidak menyala. Tidak ada pembatas atau rambu yang ditempatkan di ujung awal landasan pacu yang ditutup, yang dapat memperingatkan awak pilot bahwa pesawat berada di landasan pacu yang salah. Tim penyelidik dari Singapura merasa bahwa kedua faktor tersebut dikurangi bobot penilaiannya dari yang seharusnya, karena awak pilot pesawat lain juga hampir melakukan kesalahan yang sama dengan masuk ke landasan pacu 05R untuk lepas landas beberapa hari sebelumnya.[42]

Singapore Airlines turut mengeluarkan pernyataan setelah ASC merilis laporan akhir kecelakaan tersebut. Dalam pernyataannya, Singapore Airlines mengulang pernyataan yang dikemukakan oleh tim penyelidik Singapura dan menambahkan bahwa petugas ATC tidak mengikuti prosedurnya sendiri ketika ia memberikan izin kepada awak pilot Singapore Airlines Penerbangan 006 untuk lepas landas, meskipun ia tidak dapat melihat keberadaan pesawat. Singapore Airlines juga mengklarifikasi bahwa para visual display (PVD) dimaksudkan untuk membantu pilot agar menjaga pesawat tetap berada di tengah landasan pacu dalam jarak pandang yang buruk, bukan untuk mengidentifikasi landasan pacu yang sedang digunakan.[43]

Pernyataan yang dikeluarkan oleh Kay Yong (Hanzi: 戎凱; Pinyin: Rēng Kǎi), direktur manajemen ASC Taiwan, menyiratkan bahwa kelalaian pilot berperan utama dalam kecelakaan Singapore Airlines Penerbangan 006. Ia juga mengatakan bahwa bandara Taipei harus menempatkan rambu peringatan untuk memberitahu pilot bahwa landasan pacu sedang ditutup dan tidak bisa digunakan untuk lepas landas maupun mendarat.[44]

Landasan pacu 05R tidak ditutup dengan pembatas karena bagian dari pembatas tersebut digunakan untuk pesawat yang bergerak menuju terminal bandara. Awak pilot Singapore Airlines Penerbangan 006 mengonfirmasi kepada petugas ATC sebanyak dua kali bahwa pesawat berada di landasan pacu yang benar; tetapi petugas ATC tidak mengetahui bahwa pesawat telah mengarah ke landasan pacu yang salah, karena bandara tersebut tidak memiliki radar pemantau pergerakan pesawat di darat, dan pesawat tidak dapat terlihat dari menara pemandu ketika pesawat mencoba untuk melakukan lepas landas.[3]

Tindakan awak pesawat

sunting

John Wiggans, salah seorang penumpang yang selamat, memberikan pernyataan dalam sebuah artikel di USA Today bahwa awak pesawat tidak mampu dalam membantu para penumpang untuk menyelamatkan diri dari pesawat karena mereka dihantui rasa ketakutan atau kurang kompeten dalam melakukan prosedur darurat; ia duduk di kabin kelas bisnis di dek atas pesawat.[45] The Straits Times melaporkan seorang awak pesawat yang berupaya untuk menyelamatkan sejumlah penumpang.[46] Salah satu pemberitaan dalam surat kabar tersebut melaporkan bahwa seorang awak pesawat awalnya selamat dari kecelakaan,[22] tetapi ia berlari kembali ke dalam pesawat untuk menyelamatkan beberapa penumpang sebelum ia akhirnya meninggal dunia di tempat kecelakaan.[47]

The Australian melaporkan bahwa sejumlah awak pesawat berupaya untuk membantu para penumpang, sedangkan awak lainnya keluar dari pesawat sebelum seluruh penumpang diselamatkan.[45] The New Paper melaporkan bahwa para pilot berupaya untuk membantu para penumpang menyelamatkan diri dari pesawat.[48]

Laporan dari Taiwan memberitakan sebuah wawancara dengan pilot pengganti yang mengatakan bahwa ia adalah orang pertama yang meninggalkan kokpit dan menjadi orang terakhir yang meninggalkan pesawat. Seorang penumpang yang duduk di kursi nomor 17A mengatakan bahwa seorang awak kabin yang duduk di dekat pintu darurat atas sebelah kanan mengarahkannya ke dek utama melalui tangga kabin; awak kabin tersebut kemudian meninggal dunia di tempat kecelakaan.[3]

Para penumpang dan awak kabin di dek atas peawat mengatakan bahwa seorang awak kabin naik ke kabin di dek atas setelah tabrakan pertama terjadi; awak kabin tersebut kemudian meninggal dunia di tempat kecelakaan.[3]

Dua awak kabin yang duduk di dekat pintu nomor 3, masing-masing di sebelah kiri dan kanan kabin dek utama, tewas dalam kecelakaan tersebut; keduanya duduk di kabin bagian tengah badan pesawat.[3]

Pasca-kecelakaan

sunting
9V-SPL, pesawat yang sejenis dengan 9V-SPK, terlihat masih menggunakan corak "Rainbow" pada bulan November 2000.
Corak "Rainbow" pada 9V-SPL dihapus setelah 9V-SPK mengalami kecelakaan.

Pesawat 9V-SPK yang mengalami kecelakaan tersebut dicat dengan corak khusus oleh Singapore Airlines dan disebut sebagai "Rainbow" atau "Tropical". Corak khusus tersebut diperkenalkan pada bulan September 1998, bersamaan dengan peluncuran produk dan layanan kabin terbaru Singapore Airlines di semua kelas perjalanannya pada saat itu.[49][50] Setelah 9V-SPK mengalami kecelakaan, pesawat lain yang dicat dengan corak yang sama, yaitu 9V-SPL, segera dihentikan sementara dari layanan operasional dan dicat ulang dengan corak standar maskapai Singapore Airlines. Singapore Airlines baru kembali memperkenalkan corak khusus pada pesawat yang dioperasikannya pada tahun 2015, yakni pada dua pesawat Airbus A380, sebagai bagian dari perayaan ulang tahun negara Singapura yang ke-50.[51]

Sekitar dua minggu setelah kecelakaan tersebut, Singapore Airlines mengubah nomor penerbangan rute Singapura–Taipei–Los Angeles dari yang awalnya SQ006 menjadi SQ30, berikut pula nomor penerbangan rute sebaliknya dari yang awalnya SQ005 menjadi SQ29.[52] Nomor penerbangan rute tersebut kembali diubah menjadi SQ28 beberapa tahun kemudian, berikut pula nomor penerbangan rute sebaliknya menjadi SQ27. Pesawat yang digunakan pun berganti dari yang awalnya Boeing 747-400 menjadi Boeing 777-200ER dan kemudian 777-300ER.[53] Singapore Airlines kemudian menghentikan rute penerbangan Singapura–Taipei–Los Angeles dan sebaliknya pada tahun 2008.[54] Setelah terhenti selama 13 tahun, Singapore Airlines kembali membuka rute penerbangan Singapura–Taipei–Los Angeles dan sebaliknya pada tahun 2021 dengan nomor penerbangan SQ36/35 menggunakan pesawat Airbus A350-900.[55]

Setelah ASC merilis laporan akhir dari kecelakaan tersebut, jaksa penuntut umum Taiwan memanggil ketiga awak pilot Singapore Airlines Penerbangan 006 kembali ke Taiwan untuk diinterogasi. Ketiganya memenuhi panggilan tersebut pada bulan Mei 2002. Sejumlah rumor yang beredar menyebutkan bahwa ketiga awak pilot kemungkinan akan ditahan di Taiwan dan didakwa atas tindakan kelalaian. Jaksa penuntut umum Taiwan tidak menjatuhkan dakwaan apapun dan ketiga awak pilot diizinkan untuk meninggalkan Taiwan.[56]

Meskipun Kejaksaan Tinggi di Taiwan memutuskan untuk tidak menjatuhkan dakwaan apa pun kepada ketiga awak pilot selama tiga tahun pertama pasca kecelakaan tersebut, Singapore Airlines pada akhirnya memecat kapten dan kopilot yang terlibat dalam kecelakaan Singapore Airlines Penerbangan 006 pada bulan Juli 2002.[57][58]

Singapore Airlines menawarkan ganti rugi langsung sebesar US$ 5.000 kepada setiap korban selamat beberapa hari pasca kecelakaan.[59] Singapore Airlines juga menawarkan ganti rugi sebesar US$ 400.000 kepada para keluarga korban yang tewas.[60] Namun, lebih dari 30 korban selamat dan para keluarga korban yang tewas menolak tawaran tersebut dan menggugat Singapore Airlines untuk mendapatkan ganti rugi yang lebih besar. Sebanyak 40 gugatan dilayangkan kepada Singapore Airlines di Singapura, sedangkan lebih dari 60 gugatan dilayangkan di Amerika Serikat.[33][61][62] Kesemua gugatan tersebut diselesaikan di luar pengadilan.[63]

Lima penumpang dalam pesawat Singapore Airlines Penerbangan 006 merupakan warga Indonesia. Tiga orang di antaranya menderita cedera ringan dan satu dinyatakan tewas dalam kecelakaan tersebut.[14][64] Pada akhir tahun 2007, salah seorang korban selamat dari Indonesia menggugat Singapore Airlines atas kecelakaan tersebut di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, setelah ia gagal mengajukan gugatannya di Amerika Serikat dan Singapura. Gugatan tersebut dikabulkan sebagian pada bulan Februari 2008, yang kemudian diselesaikan melalui putusan Mahkamah Agung pada tahun 2011, dan Singapore Airlines diwajibkan untuk membayar ganti rugi sebesar Rp1,5 miliar.[65]

Asosiasi Alumni Asia-Amerika Universitas Yale menamakan sebuah program fellowship pengabdian masyarakat dari seorang alumnus yang menjadi korban tewas dalam kecelakaan tersebut.[66][67]

Pemulangan jenazah korban tewas

sunting

Pada tanggal 8 November 2000, sejumlah jenazah korban tewas dijadwalkan untuk dipulangkan, dengan rincian[68]

  • 19 jenazah dipulangkan ke Amerika Serikat, yang terdiri dari 14 warga Amerika Serikat, 3 warga Taiwan, dan 2 warga India;
  • 13 jenazah dipulangkan ke Singapura, yang terdiri dari 11 warga Singapura, 1 warga Britania Raya, dan 1 warga Amerika Serikat;
  • 10 jenazah dipulangkan ke India, yang terdiri dari 8 warga India dan 2 warga Amerika Serikat;
  • 4 jenazah dipulangkan ke Malaysia;
  • 3 jenazah dipulangkan ke Kanada, kesemuanya merupakan warga Amerika Serikat; dan
  • 1 jenazah dipulangkan masing-masing ke Belanda, Britania Raya, Indonesia, Jepang, dan Vietnam.

Empat belas jenazah penumpang warga Taiwan dan warga negara lainnya tetap di Taipei untuk diambil keluarga atau kerabatnya masing-masing.[68]

Perawatan dan pemulangan korban selamat

sunting

Pada tanggal 2 November 2000, sebanyak 40 penumpang dan awak berada dalam perawatan di rumah sakit, di mana 11 di antaranya diizinkan pulang pada malam harinya.[69] Pada tanggal 5 November 2000, sebanyak 34 penumpang dan awak masih dalam perawatan dan 64 orang diizinkan pulang dari rumah sakit.[70] Seorang penumpang dari Taiwan meninggal dunia pada hari yang sama. Pada tanggal 8 November 2000, sebanyak 24 penumpang dan awak masih dalam perawatan: 20 di Taiwan, 3 di Singapura, dan 1 di Amerika Serikat.[68] Angkatan Udara Republik Singapura mengerahkan satu pesawat KC-135R yang dikonfigurasi khusus untuk melakukan evakuasi medis bagi korban kritis dari Singapura. Sebanyak tujuh puluh tiga korban selamat, yakni 40 orang yang tidak dirawat dan 33 yang telah diizinkan pulang dari rumah sakit, telah pulang ke negaranya atau kembali melanjutkan perjalanannya.

Dalam budaya populer

sunting

Kecelakaan tersebut dan proses penyelidikannya dibuat ke dalam dokumenter berjudul "Caution to the Wind" sebagai episode ke-3 dari musim ke-12 tayangan acara Air Crash Investigation. Sebuah film berjudul Thread That Binds memasukkan wawancara dengan salah seorang awak kabin yang selamat dari kecelakaan tersebut.[71]

Lihat pula

sunting

Catatan

sunting
  1. ^ Pesawat yang digunakan adalah Boeing 747-400; Boeing memberi kode pelanggan unik untuk setiap perusahaan yang membeli pesawatnya, yang diaplikasikan sebagai sisipan pada nomor model pada saat pesawat diproduksi. Kode pelanggan untuk Singapore Airlines adalah "12", maka setiap 747-400 yang diproduksi untuk Singapore Airlines adalah "747-412".
  2. ^ Kapten pilot pesawat.[3]

Referensi

sunting
  1. ^ a b Ranter, Harro. "ASN Aircraft accident Boeing 747-412 9V-SPK Taipei-Taoyuan (TPE)". aviation-safety.net. Aviation Safety Network. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Agustus 2011. Diakses tanggal 31 Oktober 2008. 
  2. ^ "Boeing's workhorse". BBC News. 31 Oktober 2000. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Januari 2008. Diakses tanggal 10 Juni 2009. 
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o "Crashed on a partially closed runway during takeoff Singapore Airlines Flight 006 Boeing 747-400, 9V-SPK CKS Airport, Taoyuan, Taiwan 31 October 2000" (PDF). Republik Tiongkok (Taiwan): Aviation Safety Council. ASC-AAR-02-04-001. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 28 September 2007. Diakses tanggal 28 Mei 2011. 
  4. ^ a b c d e "Fate of SQ006". Channel NewsAsia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 November 2008. Diakses tanggal 31 Oktober 2008. 
  5. ^ Gittings, John (1 November 2000). "100 feared dead in air disaster". The Guardian. Hong Kong. ISSN 0261-3077. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 Maret 2017. Diakses tanggal 10 Juni 2009. 
  6. ^ "Last seconds of doomed airliner". BBC News. 3 November 2000. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 Januari 2008. Diakses tanggal 10 Juni 2009. 
  7. ^ "SQ Special Part One – Tragedy in Taipei". Channel NewsAsia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Desember 2007. Diakses tanggal 10 Juni 2009. 
  8. ^ Braid, Mary (17 Februari 2003). "How to survive an air crash". Evening Standard. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Desember 2007. Diakses tanggal 10 Juni 2009. 
  9. ^ a b "Failure To Minimize Latent Hazards Cited In Taipei Tragedy Report". findarticles.com. BNET. 6 Mei 2002. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 Februari 2009. Diakses tanggal 7 November 2007. 
  10. ^ a b c "Fatal Error". TIME Asia. 156 (19). 13 November 2000. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Oktober 2007. Diakses tanggal 10 Juni 2009. 
  11. ^ "Singapore SQ006 Crash – Complete List of Passengers & Crew". Getforme Singapore. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 Januari 2009. Diakses tanggal 31 Oktober 2008. 
  12. ^ "SQ Special Part Two – Tragedy in Taipei". Channel NewsAsia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 April 2009. 
  13. ^ "Passengers / Crew Name List SQ 006 Taipei - Los Angeles 31 October 2000". Singapore Airlines. 2 November 2000. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 December 2000. 
  14. ^ a b "Passengers and crew who died in the SQ006 crash". Channel NewsAsia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 April 2009. 
  15. ^ "CNN Transcript – Breaking News: Fatalities Reported in Singapore Airlines Crash – 31 Oktober 2000". CNN Transcript. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Februari 2009. Diakses tanggal 31 Oktober 2008. 
  16. ^ "SeatExpert Singapore Airlines Boeing 747-400 Version 1". SeatExpert. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 September 2008. Diakses tanggal 31 Oktober 2008. 
  17. ^ a b "747 airliner crashes at CKS airport". Taipei Times. 1 November 2000. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Agustus 2007. Diakses tanggal 10 Juni 2009. 
  18. ^ "SIA Crash Death Toll Rises to 82". People's Daily. 6 November 2000. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Februari 2009. 
  19. ^ "Singapore Airlines' SQ006 Crash at Chiang Kai Shek Airport 31 Oct 2000". Getforme Singapore. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 November 2008. Diakses tanggal 31 Oktober 2008. 
  20. ^ "Industry Briefs". findarticles.com. BNET. 27 November 2000. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Februari 2009. Diakses tanggal 3 Juni 2009. 
  21. ^ "News Release 20". Singapore Airlines. 24 November 2000. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 April 2001. Diakses tanggal 10 Juni 2009. 
  22. ^ a b c 17新加坡人生还 [17 Singaporeans Still Alive]. Lianhe Zaobao (dalam bahasa Tionghoa). 2 November 2000. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 Maret 2001. Diakses tanggal 2 Oktober 2007. 
  23. ^ "Danh sách những người tử nạn trên chuyến bay Singapore SQ006 ngày 31/10/2000" [Daftar orang yang meninggal dalam penerbangan Singapore SQ006 tanggal 31 Oktober 2000]. catholic.org.tw. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Februari 2009. Diakses tanggal 31 Oktober 2008. 
  24. ^ "SIA crash: Breakdown of passengers". Channel NewsAsia. 1 November 2000. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Mei 2003. Diakses tanggal 2 Oktober 2007. 
  25. ^ "Alumnus, wife die in last week's Singapore Airline crash in Taipei". Massachusetts Institute of Technology. 8 November 2000. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 November 2007. Diakses tanggal 15 Desember 2009. 
  26. ^ "Flight SQ 006 – CPT Lim Kim Hock" (PDF). Singapore Ministry of Defence. National Archives of Singapore. 4 November 2000. Diakses tanggal 2 Agustus 2021. 
  27. ^ "Obituary". findarticles.com. BNET. 13 November 2000. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Februari 2009. Diakses tanggal 31 Oktober 2008. 
  28. ^ Nair, Suresh (1 Juni 2016). "Surash Anandan: Singapore 'hero'". Sports247. Diakses tanggal 4 Agustus 2021. 
  29. ^ Chew, Valerie (2016). "Subhas Anandan". Singapore Infopedia. E-Resources National Library Board Singapore. 
  30. ^ "Executive summary". allbusiness.com. AllBusiness. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Februari 2009. Diakses tanggal 31 Oktober 2008. 
  31. ^ Weigand, Virginia (10 November 2000). "UC Davis professor hurt in air crash returns to the U.S." Dateline UC Davis. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Februari 2009. 
  32. ^ "How I Did It: William Wang, CEO, Vizio". Inc. 1 Juni 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Agustus 2010. Diakses tanggal 10 November 2010. 
  33. ^ a b "Passenger Sues Singapore Airlines". CBS News. 6 November 2000. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Desember 2019. Diakses tanggal 9 Desember 2019. 
  34. ^ "What Oprah Knows for Sure: Close Calls". O, the Oprah Magazine. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 September 2008. Diakses tanggal 17 September 2008. 
  35. ^ "No Fatalities as LA-Bound Jet Crashes in Taiwan". Reuters. Yahoo! News. 31 Oktober 2000. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 Juni 2008. Diakses tanggal 5 Oktober 2009. 
  36. ^ Shameen, Assif (17 November 2000). "After the Crash". AsiaWeek. 26 (45). Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 Mei 2001. 
  37. ^ "International effort to find crash cause". BBC News. 2 November 2000. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 April 2013. Diakses tanggal 5 Oktober 2009. 
  38. ^ "Crash plane was on the wrong runway". BBC News. 3 November 2000. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Januari 2009. Diakses tanggal 5 Oktober 2009. 
  39. ^ Willis, David (1 November 2000). "Counselling offer at LA airport". BBC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Oktober 2013. Diakses tanggal 5 Oktober 2009. 
  40. ^ Eckholm, Erik (3 November 2000). "Runway Mistake Suspected in Taiwan Jet Crash, Officials Say". The New York Times. ISSN 0362-4331. Diarsipkan dari versi asli  tanggal 14 Februari 2009. 
  41. ^ "Singapore MOT's Comments to the Final Report of the Investigation into The SQ006 Accident". Singapore Ministry of Transport. 26 April 2002. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 April 2016. Diakses tanggal 26 Maret 2016. 
  42. ^ a b "Singapore anger at Taiwan crash report". BBC News. 26 April 2002. Diakses tanggal 15 Februari 2021. 
  43. ^ "Investigation to Focus on Human Factors and Emergency Evacuation". CBS Business Network. 5 Maret 2001. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 Desember 2006. Diakses tanggal 25 Agustus 2011. 
  44. ^ "Airport criticised over Taiwan crash". BBC News. 23 Februari 2001. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Juli 2009. Diakses tanggal 3 Juni 2009. 
  45. ^ a b Perrin, Andrew (16 Desember 2000). "The tragedy of flight SQ006". Taipei: Singapore Window. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Agustus 2008. Diakses tanggal 31 Oktober 2008. 
  46. ^ Perrin, Andrew (3 November 2000). "Jet crew did more harm than good, survivors say". USA Today. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 November 2007. Diakses tanggal 2 Agustus 2021. 
  47. ^ Lee, Karen (4 November 2000). "SIA Crash: Irene Ang: Devoted to her dream job, till her last breath". The Straits Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Februari 2009. 
  48. ^ Jiang, Genevieve (10 November 2000). "SIA Crash: The pilots didn't run away. They tried to help others". The New Paper. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 November 2003. Diakses tanggal 4 Desember 2014. 
  49. ^ "SIA to spend $500m on cabin overhaul". The Straits Times. E-Resources National Libary Board Singapore. 12 September 1998. Diakses tanggal 2 Agustus 2021. 
  50. ^ "A Journey with Singapore Airlines that Spans over 20 Years: SIA Rainbow Aircraft Global Launch". MLA. Diakses tanggal 2 Agustus 2021. 
  51. ^ "Singapore Airlines A380s Adopt Special Livery To Celebrate Singapore's 50th". Singapore Airlines. 28 Mei 2015. 
  52. ^ Thenabadu, Mahesha (2 Desember 2000). "SQ006 no more. It's now called SQ30". TODAY Singapore. E-Resources National Library Board Singapore. Diakses tanggal 2 Agustus 2021. 
  53. ^ Feliciano, Marie (6 Juli 2007). "Singapore Airlines' customers offered premium travel service". Taiwan News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-02. Diakses tanggal 2 Agustus 2021. 
  54. ^ "SIA confirmed dropping Taipei – LA from October 2008". Airlineroute. Routesonline. 3 April 2008. 
  55. ^ Shu-fen, Wang; Kao, Evelyn (12 Agustus 2021). "Singapore Airlines to revive Taipei-Los Angeles flights". Focus Taiwan. Diakses tanggal 25 Agustus 2021. 
  56. ^ "SQ006 pilots may face crash charges". Flightglobal. 7 Mei 2002. Diakses tanggal 2 Agustus 2021. 
  57. ^ "Singapore Airlines sacks two pilots involved in crash". Agence France-Presse. Taipei Times. 27 Juli 2002. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 September 2017. Diakses tanggal 1 September 2017. 
  58. ^ "SIA sacks SQ006 pilots". The Straits Times. 26 Juli 2002. 
  59. ^ "We're Deeply Sorry". The Straits Times. E-Resources National Library Board Singapore. 2 November 2000. 
  60. ^ "SIA may face massive lawsuits". The Straits Times. E-Resources National Library Board Singapore. 7 November 2000. 
  61. ^ "Deadline to sue". TODAY Singapore. E-Resources National Library Board Singapore. 30 Oktober 2002. 
  62. ^ "45 survivors, families sue Singapore Airlines over Taiwan crash". Agence France-Presse. 31 Oktober 2001. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 Maret 2003. 
  63. ^ "2 cabin crew get payouts as SIA settles last SQ006 lawsuits in S'pore". The Straits Times. E-Resources National Library Board Singapore. 17 Oktober 2006. 
  64. ^ "Tak Jelas, Nasib Seorang Penumpang Indonesia di SIA". Liputan6.com. 1 November 2000. Diakses tanggal 31 Juli 2021. 
  65. ^ "Kisah Sigit 11 Tahun Menggugat Kecelakaan Singapore Airlines". detikcom. 23 Mei 2012. Diakses tanggal 31 Juli 2021. 
  66. ^ "In Loving Memory of Tina Eugenia Yeh". Association of Asian American Yale Alumni. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Februari 2009. Diakses tanggal 3 Juni 2009. 
  67. ^ "Tina E. Yeh Community Service Fellowship Diarsipkan 11 Agustus 2011 di Wayback Machine." Association of Asian American Yale Alumni. Diakses tanggal 3 Juni 2009.
  68. ^ a b c "News Release 18". Singapore Airlines. 8 November 2000. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Desember 2000. Diakses tanggal 5 Oktober 2009. 
  69. ^ "News Release 9". Singapore Airlines. 2 November 2000. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 November 2000. 
  70. ^ "News Release 16". Singapore Airlines. 5 November 2000. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Desember 2000. 
  71. ^ "MediaCorp News Programme Showcase: Thread That Binds". MediaCorp. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Februari 2009. Diakses tanggal 31 Oktober 2008. 

Pranala luar

sunting
Dewan Keselamatan Penerbangan (ASC) Taiwan
Pengadilan Distrik Amerika Serikat
Singapore Airlines