Lompat ke isi

Pertempuran Lade: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: en:Battle of Lade adalah artikel bagus
ChuispastonBot (bicara | kontrib)
k r2.7.1) (bot Menambah: tr:Lade Deniz Muharebesi
Baris 84: Baris 84:
[[sk:Bitka pri Ladé]]
[[sk:Bitka pri Ladé]]
[[sv:Slaget vid Lade]]
[[sv:Slaget vid Lade]]
[[tr:Lade Deniz Muharebesi]]

Revisi per 23 April 2012 18.57

Pertempuran Lade
Bagian dari Pemberontakan Ionia & Perang Yunani-Persia

Peta Lade, Miletos, dan semenanjung Mykale.
Tanggal494 SM
LokasiDekat pulau Lade, lepas pantai Miletos
Hasil Kemenangan telak Persia
Pihak terlibat
Ionia Kekasiaran Persia
Tokoh dan pemimpin
Dionysios dari Phokaia Datis (?)
Kekuatan
353 kapal 600 kapal
Korban
246 kapal 57 kapal

Pertempuran Lade (bahasa Yunani: Ναυμαχία τῆς Λάδης, Naumachia tēs Ladēs) adalah pertempuran laut yang terjadi dalam peristiwa Pemberontakan Ionia, pada tahun 494 SM. Pertempuran ini berlangsung antara persekutuan negara kota Ionia (dibantu oleh Lesbos) melawan Kekaisaran Persia pimpinan Darius yang Agung, dan berakhir dengan kemenangan telak bagi Persia.

Pemberontakan Ionia dipicu oleh ketidakpuasan kota-kota Yunani di Asia Kecil terhadap para tiran yang ditunjuk oleh Persia untuk memimpin mereka. Pada tahun 499 SM, tiran Miletos, Aristagoras, melancarkan ekspedisi gabungan bersama satrap Artaphernes untuk menaklukan Naxos, dengan tujuan meningkatkan posisinya di miletos. Misi ini berujung bencana, dan merasa bahwa dia akan dipecat, Aristagoras memilih untuk menghasut seluruh Ionia supaya memberontak terhadap raja Persia Darius yang Agung. Pada awalnya, pihak Ionia melakukan ofensif, dengan didukung oleh pasukan dari Athena dan Eretria, menaklukan Sardis, sebelum akhirnya menderita kekalahan pada Pertempuran Ephesos. Pemberontakan kemudian menyebar ke Karia dan Siprus. Persia pun melakukan kampanye di seluruh Asia Kecil selama tiga tahun tanpa hasil yang bagus, sebelum akhirnya pasukan dan armada Persia dikumpulkan ulang pada tahun 494 SM dan dikirim langsung ke pusat pemberontakan di Miletos.

Pasukan Ionia berniat untuk mempertahankan Miletos melalui laut dan menyerahkan pertahanan kota kepada rakyat Miletos sendiri. Armada Ionia berkumpul di pulau Lade, lepas pantai Miletos. Persia tidak yakin akan memenangkan pertempuran di Lade, jadi mereka membujuk beberapa kontingen Ionia untuk membelot. Meskipun usaha ini pada awalnya tidak berhasil, ketika Persia menyerang pasukan Ionia, armada Samos menerima tawan Persia. Ketika armada Persia dan Ionia bentrok, armada Samos langsung pergi dari pertempuran, menyebabkan jatuhnya barisan tempur Ionia. Meskipun kontingen Khios dan beberapa kapal lainnya tetap bertempur melawan Persia, mereka tetap dikalahkan.

Dengan kekalahan di Lade, Pemberontakan Ionia pun mulai berakhir. Setahun kemudian, Persia mengalahkan pertahanan terakhir pemberontak, dan meulai proses pengembalian perdamaian ke daerah tersebut. Pemberontakan Ionia menjadi konflik besar pertama antara Yunani kuno melawan Persia, dan merupakan tahap pertama dalam Perang Yunani-Persia. Meskipun Asia Kecil berhasil dikuasai kembali oleh Persia, Darius bersumpah untuk menghukim Athena dan Eretria atas keterlibatan mereka dalam pemberontakan. Selain itu, dia melihat bahwa negara-negara kota Yunani dapat membawa ancaman bagi kestabilan kekaisarannya. Akhirnya, dia memutuskan untuk menaklukan seluruh Yunani. Pada tahun 492 SM, invasi pertama Persia ke Yunani dilaksanakan, yang merupakan tahap berikutnya dalam Perang Yunani-Persia, yang terjadi akibat Pemberontakan Ionia.

Awal konflik

Ketika Persia tiba di pesisir Lade dan melihat jumlah kapal Ionia, mereka mulai khawatir bahwa mereka tidak akan dapat mengalahkan musuh.[1] Para tiran Ionia yang diusir pada awal pemberontakan hadir di sana, dan menurut Herodotos, mereka diberikan instruksi oleh Persia:

"Orang Ionia, sekarang kalian semua harus melakukan tugas bagi raja; kalian semua harus berusaha memisahkan orang-orang sebangsa kalian dari pasukan persekutuan. Sampaikan ini kepada mereka: mereka tidak akan menderita apapun dari pemberontakan, kuil dan rumah mereka tidak akan dibakar, mereka juga tidak akan disiksa. Akan tetapi jika mereka tetap ngotot ingin bertempur, maka ancaman yang pedih akan menimpa mereka: jika mereka dikalahkan dalam pertempuran, mereka akan dijadikan budak; anak lelaki mereka akan dijadikan pelayan, dan anak perempuan mereka akan ditangkap ke Baktra dan tanah mereka dakan dirampas."[1]

Para tiran lalu mengirim pesan itu kepada bangsanya masing-masing. Secara kritis, tiap-tiap kelompok merasa bahwa hanya mereka yang memperoleh tawaran ini--tidak nampak adanya pembicaraan mengenai tawaran ini antara kontingen yang berbeda-beda, dan tidak terlihat adanya kemungkinan pembelotan.[1]

Reruntuhan Miletos.

Akan tetapi pasukan Ionia menggelar pertemuan untuk membahas pertempuran yang akan dilaksanakan. Dionysos, jenderal Phokaia, menawarkan diri untuk melatih dan memimpin pasukan Yunani:

"Keadaan kita, wahai rakyat Ionia, berada di ujung tanduk, apakah kita akan menjadi orang merdeka atau budak, dan budak pelarian. Jika sekarang kalian bersedia menghadapi kesulitan, kalian harus berusaha keras untuk saat ini, tapi adalah terletak pada kekuatanmu untuk mengalahkan musuh dan meraih kemerdekaan; namun jika kalian lemah dan tidak teratur. aku tidak melihat apapun yang dapat menyelamatkanmu dari keharusan untuk membayar kepada raja atas pemberontakan yang kalian lakukan. Percayalah padaku dan yakinkan diri kalian padaku; aku berjanji bahwa (jika para dewa berpihak pada kita) apakah musuh tidak akan menghadapi kita dalam pertempuran, atau jika mereka bertempur maka mereka akan dihancurkan." [2]

Dionysios pun memulai program pelatihan, setiap hari memimpin armada untuk melatih para pendayung dalam manuver tubrukan, dan para pelaut dalam pertarungan. Selama tujuh hari pasukan Ionia menerima kepemimpinanya, namun mereka tidak terbiasa bekerja keras dan lama-lama mereka tak mau lagi mematuhi perintah latihan. Mereka lebih suka berdiam di perkemahan.[3] Menurut Herodotos, ketika pasukan Samos melihat ketidakpatuhan dan ketidakteraturan dalam perkemahan Ionia, mereka memutuskan untuk menerima tawaran Persia untuk membelot.[4] Akan tetapi, beberapa sejarawan modern menolak gagasan adanya ketidakpatuhan di perkemahan Yunani. Herodotos memperoleh kisah tentang peristiwa di Lade langsung dari orang Samos sendiri, dan diduga bahwa orang Samos berusaha mencari pembenaran atas pembelotan mereka dengan kisah tersebut.[5] Walau bagaimanapun, pasukan Samos tetap bersama pasukan Yunani lainnya menjelang pertempuran.[4]

Pertempuran

Segera setelah pemberontakan terhadap Dionysos, armada Persia bergerak menyerang pasukan Ionia, yang berlayar untuk menghadapi mereka. Pertempuran yang terjadi cukup membingungkan, karena Herodotos mengatakan bahwa "siapakah di antara pasukan Ionia yang merupakan orang berani atau orang pengecut dalam pertempuran laut itu aku tidak dapat mengatakannya; karena mereka saling menyalahkan satu sama lain".[6] Meskipun demikian adalah jelas bahwa sejak saar-saat awal pertempuran, kontingen Samos menahan kapal-kapal mereka. Setelah beberapa lama, seperti yang telah mereka sepakati, armada Samos meninggalkan area pertempuran. Akan tetapi, 11 kapal Salamis menolak kabur dan tetap bertempur bersama aramda Ionia lainnya. Di kemudian hari, orang Samos mendirikan pilar di pasar mereka untuk mengenang keberanian dan pengorbanan orang-orang tersebut.[6] Melihat orang-orang Samos pergi, para tetangga mereka, yaitu armada Lesbos, juga ikut kabur. Keseluruhan sayap barat dari barisan tempur Ionia dengan demikian putus dengan sangat cepat.[6] Kontingen Ionia lainnya juga meninggalkan pertempuran begitu keadaan menjadi semakin sulit.

Hanya armada Khios yang besar yang nampaknya tetap bertahan di posisi mereka, kemungkinan disertai oleh beberapa kapal lainnya. Mereka bertempur dengan berani, namun harus menderita kerugian yang besar.[7] Pada akhirnya kapal-kapal Khios yang tersisa pergi berlayar pulang ke Khios, dan pertempuran pun berakhir.[8]

Catatan kaki

  1. ^ a b c Herodotos VI, 9
  2. ^ Herodotos VI, 11
  3. ^ Herodotos VI, 12
  4. ^ a b Herodotos VI, 13
  5. ^ Boardman et al, pp. 481–490.
  6. ^ a b c Herodotus VI, 14
  7. ^ Herodotus VI, 15
  8. ^ Herodotus VI, 16

Referensi

Sumber kuno

Sumber modern

  • Boardman J, Bury JB, Cook SA, Adcock FA, Hammond NGL, Charlesworth MP, Lewis DM, Baynes NH, Ostwald M & Seltman CT (1988). The Cambridge Ancient History, vol. 5. Cambridge University Press. ISBN 0521228042. 
  • Fehling, D. (1989). Herodotus and His "Sources": Citation, Invention, and Narrative Art (Translated by J.G. Howie). Francis Cairns. 
  • Fine, JVA (1983). The Ancient Greeks: A Critical History. Harvard University Press. ISBN 0674033140. 
  • Finley, Moses (1972). "Introduction". Thucydides – History of the Peloponnesian War (translated by Rex Warner). Penguin. ISBN 0140440399. 
  • Holland, Tom (2006). Persian Fire: The First World Empire and the Battle for the West. Doubleday. ISBN 0385513119. 

Pranala luar

Templat:Link GA